Selain itu dalam kisah juga juga diceritakan bagaimana persahabatan A Gui dengan pimpinan proyek pembangunan rumah bantuan yang bernama Aladin. Walau pada awalnya ada sedikit kendala. tetapi kemudian terjalin hubungan kasih, sehingga dapat saling memahami. Sungguh indah.
Walau dengan latar belakang bangsa dan agama yang berbeda, namun A Gui dan Aladin mempunyai tujuan yang sama. Yakni sama - sama peduli kepada para korban bencana dengan sepenuh tenaga dan jiwa untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Ketika Aladin sedang salat, A Gui dengan penuh perhatian menyediakan segelas teh hangat dan hal itu sungguh menarik simpatik Aladin. Hal ini kemudian membuat Aladin melakukan hal yang sama. Perhatian dengan kehangatan segelas teh merupakan wujud kasih yang sederhana namun bermakna tidak sederhana.
Kasih itu Sejatinya Kebaikan
Dalam kisah Indahnya Kasih, ada satu tokoh lagi yang bernama Guang Zhong, seorang muslim asal Taiwan yang berbisnis di Turki, dimana turut membantu para relawan Tzu Chi di Turki. Pada akhirnya Guang Zhong atau Faisal menjadi relawan atau insan Tzu Chi dan menggerakkan Yayasan Buddha Tzu Chi di Turki.
Tentu tidak mudah bagi Guang Zhong melakoni hal ini dan mendapat pertanyaan dari saudaranya dan sesama muslim. Bagaimana bisa seorang muslim mejadi relawan yayasan agama Buddha?
Tetapi Guang Zhong mendapat kekuatan dan dukungan dari neneknya, seorang muslim yang taat. Bahwa apa yang dilakukan Guang Zong di Tzu Chi adalah membantu sesama umat manusia yang membutuhkan pertolongan dan itu juga merupakan perintah Tuhan.
Pada akhirnya Guang Zhong bersama istrinya pun nyaman menjadi relawan kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi yang menolong sesama atas dasar kasih universal. Sebab apa yang dilakukan adalah atas kasih kepada Tuhan. Indahnya kasih.
Bila hati ini lapang, maka dunia begitu luas. Memandang perbedaan itu begitu damai. Bila ada kasih di hati, maka perbedaan adalah tanda untuk saling menyayangi. Bila ada kasih, maka semua isi dunia adalah saudara dan layak mendapat rasa yang sama.
Kisah Indahnya kasih sungguh menggetarkan jiwa dan menampar rasa. Sebab yang menulis belum mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari - hari. Baru sekadar wacana. Tetapi insan Tzu Chi sudah menjadikannya sebagai pedoman hidup.
Ke manakah kasihku itu? Semoga baik - baik saja dan sedang bertumbuh dan masih perlu siraman kemauan dan kerendahan hati menjadikannya nyata.