Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kemunafikanku

14 Agustus 2014   15:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:34 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan selalu memberikan pengajaran dan memberikan pilihan kepada kita. Mau mengambil setiap pembelajaran yang ada demi meningkatkan kualitas hidup atau tidak itu adalah pilihan kita masing - masing. Tidak ada yang bisa mendikte kita dan tidak ada yang bisa juga mengambil alih tanggung jawab atas pilihan hidup kita.

Setiap dari diri kita adalah tanggung jawab kita sendiri dan hari ini kita wajib mengingatkan diri sendiri akan tanggung jawab dan pilihan kita dalam hidup ini. Hari ini saya menemukan pembelajaran hidup dari beberapa peristiwa yang terjadi. Mungkin sudah basi kejadiannya sebab selalu berulang kembali hal - hal seperti ini. Namun tetap selalu menjadi berharga apabila kita mau menghargainya.

Pembenci dan Pengasih

Para pembenci  melihat kesalahan seseorang walau sekecil biji labu akan tampak sebesar Gunung Semeru, sehingga menjadi penghakiman dengan segala pembenarannya.

Tetapi para pengasih akan melihat kesalahan sebesar Gunung Semeru itu bagaikan kesalahan sekecil biji labu, sehingga ia akan berdoa dalam kebenarannya.

Para pembenci akan bekerja keras menemukan kesalahan - kesalahan orang lain untuk dijadikan bahan olok - olok di antara sekian banyak kebaikannya. Sebab ia akan menutup diri untuk melihat kebaikan dari orang yang dibencinya.

Sementara para pengasih akan berusaha sekuat tenaga dan sepenuh hati mencari - cari kebaikan orang lain di antara banyak kesalahannya. Karena ia selalu membuka mata hatinya untuk melihat kebaikan orang lain dalam kasihnya.

Kemunafikan

Mereka yang tak belajar agama dan tak beribadah banyak melakukan kesalahan bisa dimaklumi karena tak mengerti kebenaran dan kebaikan. Tetapi orang - orang yang beragama dan setiap saat beribadah dalam Nama Tuhan masih juga melanggar kebenaran dan mengabaikan kebaikan. Apakah ini bukan kemunafikan, mengabaikan kebaikan dan kebenaran hatinya?

Ajaran Kebenaran mengajarkan agar kita lebih baik melihat kebaikan orang lain dan menyembunyikan kesalahannya. Namun kenyataannya justru kita lebih bangga  membongkarkan kejelekkan seseorang dan menyembunyikan kebaikannya dengan pembenaran - pembenaran. Bukankah ini kemunafikan dengan menyembunyikan kebenaran dan menutupinya dengan pembenaran?

Pada kenyataannya kita begitu mengagungkan Tuhan dan memuliakan Para Nabi karena Firman dan ajaran kebenarannya yang akan menyucikan hati dan pikiran kita pada kebaikan dan kebenaran. Dalam kekhusyukan kita memuja - muji Tuhan dan Para Nabi dalam linangan air mata  merasakan kehadiran - Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun