Kalap Menentukan Salah dan Benar
Tanpa mengetahui suatu hal secara jelas kita berani beropini untuk menentukan ini yang salah itu yang benar. Apalagi pada saat maraknya media sosial. Satu kejadian begitu cepat mendapat respon.
Kita bisa menentukan satu hal benar atau salah hanya berdasarkan perasaan suka dan tidak suka, persepsi atau ikut-ikutan berdasarkan pendapat orang lain.
Saking kalapnya yang benar bisa kita nilai salah dan sebaliknya yang salah malah dibela mati-matian karena dianggap benar. Apalagi sudah ada unsur pertemanan.
Kita memang terlalu genit beropini dahulu baru kemudian memikirkannya salah atau benar. Setelah terlanjur kita gengsi untuk mengakui kesalahan. Kita terlalu bernafsu untuk menjadi yang pertama memberikan pendapat tanpa berusaha mencari tahu yang sebenarnya. Asumsi yang lebih diutamakan daripada fakta yang ada.
Hanya Bisa Menyalahkan dan Selalu Merasa Paling Benar
Pada akhirnya kita menemukan gejala secara umum dalam kehidupan kita bahwa kita cenderung hanya bisa menyalahkan pihak lain dan selalu merasa paling benar dengan pendapat sendiri.
Di media-media sosial marak kita menemukan orang-orang yang merasa paling benar, sehingga tak risih untuk mengumpat sana-sini. Menyalahkan si ini dan menghujat si itu dengan opini-opini yang dianggap paling yahud.
Tak heran kemudian perang saling menyalahkan dengan masing-masing merasa pihaknya yang paling benar jadi marak di dunia maya.
Begitulah. Terbukti kebenarannya dengan hadirnya tulisan ini. Sebab apa yang dimaksud terwakili oleh tulisan ini dengan pas. Loh??? ha ha ha ....