Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Relaksasi

21 Oktober 2014   20:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:14 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup selalu diliputi misteri dan perubahan tiada henti
Tak ada yang abadi bagaikan musim yang terus berganti


Pagi berganti siang, lalu berganti sore, malam dan pagi lagi
Begitu diri ini bisa penuh kasih dan berubah benci


Hari ini baik dan berbudi
Esok jadi jahat dan mencaci- maki


Hidup tiada pasti
Perubahan terus terjadi sampai mati


Hari ini ia yang dipuja-puji esok lusa bisa dimusuhi
Ia yang dicaci bisa berubah jadi teman sejati


Itu sebabnya jangan lihat ia siapa hari ini

hingga terlena dalam puji

dan terbakar benci


Sebelum nafas ini berhenti

Siapa kita nanti masih penuh misteri


Namun masa depan bisa ditentukan hari ini

Bila hidup setia pada nurani

dan konsisten membina diri

berkomitmen pada kehendak Ilahi

Sudah menanti wangi surgawi


Tetapi hidup tidak semudah teori

Dunia yang selalu dihiasi warna-warni

Dalam sekejap bisa membutakan hati


Keinginan untuk menjadi baik saja tak cukup memadai

Selain jodoh kehidupan dan selalu mawas diri

Membangkitkan kesadaran sejati diri adalah pencapaian tertinggi






Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun