Mohon tunggu...
Kate Van Brekeley
Kate Van Brekeley Mohon Tunggu... -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humor

Asal Tulis untuk Tulisan Pertama

28 November 2010   12:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tulisan-tulisan yang berseliweran di Kompasiana dari kemarin sampai hari ini, terus terang saya merasa iri atas berita terpilihnya Katedra Rajawen yang notabene adalah saudara kembarku sebagai Kompasianer Teraktif 2010. Kenapa bukan saya? Karena selama ini semua tulisannya itu adalah berasal dari ide-ide dari saya. Dia hanya sekadar menuliskan. Ketika saya tahu hadiahnya berupa laptop mini, saya jadi semakin iri, mau saya minta, eh dia tak bersedia. Katanya, sesame saudara kembar tidak boleh berebutan dan iri. Memang pintar bersilat lidah.

Hal inilah yang memicu saya untuk segera mendaftar menjadi kompasianer pada saat ini juga. Akan saya buktikan, bahwa saya lebih hebat dari dia dalam hal tulis menulis. Saya akan buktikan, bisa menulis seribu tulisan dalam sebulan_dalam mimpi kali ye?! Oleh sebab itu, hai para kompasianer terimalah saya dengan sambutan meriah dan tepuk tangan yang keras.

Saya perkenalkan diri terlebih dahulu. Seperti yang tertulis, bernama Kate van Brekeeley yang tercatat sebagai multi warga negara. Karena saya adalah manusia yang ingin hidup lintas batas dan lintas agama juga. Memandang hidup sebagai perjalanan mimpi.

Saya ingin menjadi manusia yang tidak ingin terkekang oleh batas suku bangsa. Terjepit dalam sempitnya pandangan-pandangan agama. Terlena oleh keyakinan yang terpersepsikan dalam ketidakmengertian. Melekat kepada tradisi-tradisi. Itu seriusnya. Guyonannya, saya ingin menjadi manusia yang hidup dalam ketidakwarasan untuk menertawakan kehidupan ini. Tapi tolong, jangan tertawakan saya, tapi belajarlah untuk menertawakan diri sendiri. Itulah yang sering saya lakukan.

Menurut saya menulis adalah hal yang mengasikkan dan juga dapat menghaluskan budi, apabila bisa menulis dari kedalaman hati. Sayangnya selama ini saya hanya memiliki bejibun ide yang dimanfaatkan saudara kembarku, Katedra Rajawen. Sebab aku memang selalu kesulitan untuk merangkai kata-kata karena keterbatasan dalam kemampuan. Tetapi saya akan mencoba, bahwa sayapun akan menjadi bisa, bila saya ada kemauan untuk mencoba dan mencoba. Akan saya buktikan. Walaupun asal tulis, saya tidak akan asala-asalan.

Maaf, untuk tulisan pertama ini, sengaja saya asal tulis, tapi sekali lagi, saya mohon, jangan asal baca ya!? Tolong berikan saya sedikit muka, agar saya bisa berdiri dengan dada dibusungkan sebagai kompasianer muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun