Pagi ini tak terlalu berbeda dengan pagi lalu
Semesta hafal basahnya daun di pagi hari
Ketika embun yang menggelayutinya
Meski tak pernah bertahan sepanjang hari
Karena sang surya tega menjadikan uap tanpa daya
Membuat daun yang basah lantas kering
Tapi daunku tetap tabah menantikan pagi lagi
Menyambut datangnya embun
Kerinduan yang begitu ajaib
Mampu membedakan embun
Atau bulir hujan saat daun basah
Tanpa kusadari, waktu berlalu dari kisah mereka
Namun aku rindu pada embun yang tetap tersimpan
Begitu naifnya melahap rindunya
Daun terlalu berharap datangnya embun
Waktu akan tetap melaju
Jadikan pagi yang indah perlahan sirna
Menambah hiasan langit pudar
Ketika dimensi ruang dan waktu yang berbeda
Meski tak pernah terurai oleh kata
Daunku selalu merindukan embun pagiMU
Kuputuskan untuk melangkah
Melewati satu hari yang berlalu
Seiring mendung yang menggantung
Menggulung awan biru
Keriuhan hidupkan duniamu
Angin surgawi hiasi nyatamu
Harum mewangi
Di sudut rumah, 9 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H