Berturut-turut lagu pertama adalah That’s What The Water Made Me, dilanjut dengan Who Says You Cant Go Home, dan Lost Highway. Tiga lagu ini berasal dari album Bon Jovi yang relatif “baru” dirilis di era tahun 2000an. “Tonight, we will sing some new and some old stuff” kata Bon Jovi selepas tiga lagu pertama. Kalimat itu dilanjut dengan lagu Raise Your Hand dari album Slippery when Wet. Selanjutnya, kerinduan para penonton terhadap Bon Jovi era 80 an terobati dengan munculnya You Give Love A Bad Name yang mengajak seisi Gelora Bung Karno malam itu untuk bernyanyi bersama.
Tidak larut dalam nostalgia lagu lama, malam itu Bon Jovi menyanyikan We Don’t Run, lagu dari album terbaru Bon Jovi yang dirilis tahun 2015. Setelah itu dari sisi kanan panggung terdengar efek gitar yang familiar. Ya, Phil X memainkan intro lagu It’s My Life, lengkap dengan menggunakan efek talkbox yang sering dipakai era Richie Sambora. Penonton kembali menggila dan mulai bernyanyi bersama. Sajian yang cukup special malam itu adalah Someday I’ll be Saturday Night yang dinyanyikan secara akustik. Sekali lagi paduan suara 40.000 orang bersama bernyanyi.
Acara terus berlanjut. “Any cowboy in Jakarta ?” tanya Bon Jovi, yang langsung disambut riuh penonton. Ini dia Wanted, Dead Or Alive sebuah lagu yang kental bernuansa western. Sesi pertama malam tu ditutup dengan Bad Medicine, setelah itu lampu padam dan tentu saja teriakan “we want more” lantang menggema, saatnya encore!.
Tak lama kemudian Bon Jovi kembali ke depan panggung, kali ini dibalut kaos dan jaket kulit. Dengan berbekal gitar, Bon Jovi melantunkan Runaway, sebuah hits tahun 80 an yang disusul dengan lagu Have A Nice Day. Waktu menunjukkan jam 10.30 ketika Bon Jovi mengambil gitar akustik, maju ke depan, dan mulai bernyanyi ” Once upon a time not so long ago, Tommy used to work on the docks …”. Itu adalah Living On A Prayer, yang sebait pertamanya dinyanyikan secara akustik. Lagu signatur penanda kejayaan Bon Jovi ini menjadi puncak acara dan berhasil memuaskan kerinduan Indonesia terhadap idolanya. Selesai lagu, semua personil maju ke depan, mengangkat tangan dan membungkukkan badan, “terima kasih Jakarta, Aku cinta Indonesia”. Bon Jovi kembali ke balik panggung, meninggalkan penonton yang masih berteriak “we want more”. Kali ini, mereka tidak kembali.
Secara keseluruhan konser berjalan lancar. Memang, beberapa kali terlihat bahwa vokal Bon Jovi tak seperti dulu lagi. Sering kali nada tinggi tak berhasil diraih dan dipasrahkan ke paduan suara penonton. Juga kualitas sound system, seperti kurang maksimal untuk performa rock sekelas Bon Jovi. Meskipun demikian, satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah karisma Bon Jovi masih tetap sama. Sepanjang acara sangat terasa bahwa artis ini sungguh masih sangat dicintai oleh pengemarnya.
Satu hal yang mengganjal adalah soal set list. Bon Jovi adalah band yang besar di era 80an dan 90an, era glam rock. Penonton pada malam itu sebagian besar adalah mereka yang tumbuh bersama dengan lagu-lagunya. Masih banyak lagu “wajib” Bon Jovi era 80-90 an yang tidak dimainkan. Tidak ada “Always”, tidak ada piano akustik untuk mengiringi “Bed of Roses”, dan tidak ada rock ballad pemuja cinta “I’ll be there For You” atau “This Aint A Love Song”. Dari sisi artistik, para penggemar Bon Jovi tentunya maklum bahwa pahlawan idola mereka ini sudah move on. Bon Jovi tidak mau terlalu larut dalam karya-karya lamanya. Mungkin juga vokalnya juga sudah tidak prima untuk menyanyikan lagu-lagu hits era tersebut. Atau mungkin juga karena sekarang adalah saatnya mempromosikan album barunya. Apapun itu, yang jelas Bon Jovi terus bergerak bersama dengan perubahan jaman.
Sayangnya, penggemarnya mungkin tidak bergerak secepat itu. Setelah 20 tahun, ada kerinduan kental untuk bernostalgia. Ada harapan untuk mendengarkan lebih banyak lagu-lagu old school yang menjadi soundtrack hidup mereka. Ada yang berharap malam itu dibuka dengan dengan Living On A Prayer, dan ditutup dengan lagu Never Say Goodbye. Konser malam itu sedikit terasa terlalu kekinian, apalagi bagi penonton hadir untuk sejenak mengunjungi masa lalu, just holding on to never say goodbye.
Set List
• That's What the Water Made Me
• Who Says You Can't Go Home
• Lost Highway
• Raise Your Hands
• You Give Love a Bad Name
• Born to Be My Baby
• We Don't Run
• It's My Life
• Because We Can
• Someday I'll Be Saturday Night (Accoustic)
• What About Now
• We Got It Goin' On
• In These Arms
• Wanted Dead or Alive
• I'll Sleep When I'm Dead
• Keep the Faith
• Bad Medicine
Encore:
• Runaway
• Have a Nice Day
• Livin' on a Prayer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H