Mohon tunggu...
Katarina Widhi Arneta Sari
Katarina Widhi Arneta Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

sedang belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film "American Son" (2019) Jadi Contoh Nyata Adanya Rasisme

11 November 2020   21:39 Diperbarui: 11 November 2020   22:04 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kalian yang beberapa waktu lalu mengetahui gerakan "Black Lives Matter" cocok banget nih buat nonton Film "American Son". Seperti apasih filmnya? Yuk simak lanjutannya!

Film yang rilis ditahun 2019 ini berkisah mengenai tindakan rasisme yang dialami oleh seorang ibu dan anaknya yang berkulit hitam. Berlatar di kantor polisi, Kendra melaporkan sang anak Jamal yang menghilang dengan membawa mobil mereka.

Selama di kantor polisi, Kendra menuntut agar polisi yang bernama Larkin segera mengusut dan mencari dimana Jamal berada. Mulai dari sini, terlihat bagaimana tindakan rasisme yang diterima Kendra dari Larkin.

Pertanyaan yang merendahkan


"Catatan kriminal? Pernah ditahan? Catatan kriminal remaja? Masuk tanpa izin? Nama lain atau a.k.a atau nama jalanan? Gigi emas? Tato? Rambut kepang? Ucap Larkin pada Kendra.


Dialog di atas menjadi contoh nyata yang mungkin tidak kita sadari bahwa rasisme memang ada. Bagaimana seorang polisi menganggap bahwa warga kulit hitam pasti berhubungan dengan tindakan kriminal.

Beda perilaku kepada sesama kulit putih

Selain merasa direndahkan, Kendra merasa laporannya ke kepolisian diulur-ulur bahkan tidak ada kemajuan. Namun, setelah datang sang suami Scott yang merupakan Agen FBI dan warga kulit putih merubah keadaan.

Bahkan, Larkin menawari kopi kepada Scott dan mulai mau berkoordinasi dengan cepat kepada keluarga Kendra. Selain itu, Larkin berkata jujur dan mengakui bahwa sedari awal dia membohongi Kendra jika ia tidak menghubungi detektif.

Perlakuan polisi kepada warga kulit hitam


Scott mendapatkan rekaman video yang berisikan Jamal dan kedua temannya yang ditodong senjata oleh polisi. Dalam video terdengar suara "Negro, menunduk!" lalu setelahnya Negro yang dimaksud dalam video merupakan Jamal.

Menjadi Ibu yang merasa nyawa anaknya terancam, membuat Kendra tidak bisa tidak untuk terus protes kepada pihak polisi. Hingga akhirnya, Letnan John berkata "Yang harus kau lakukan adalah diam dan lakukan perintahku". Dialog ini menjadi tanda bahwa polisi disana tidak memihak pada Kendra.

Pada akhir film, terungkap bahwa Jamal meninggal karena tertembak oleh polisi patroli. Dengan alasan salah sasaran dan peluru terpental ke arah Jamal, Letnan John memberikan keterangannya kepada Scott dan Kendra.

Sepanjang film berlangsung, muncul banyak pertanyaan mengenai bagaimana pengaruh ras, gender, hingga kelas sosial dalam peraturan kepolisian. Bagaimana yang awalnya Kendra seorang diri hanya dianggap angin lalu, namun setelah bersama warga kulit putih akhirnya ia dibantu hingga selesai.

Film yang penuh intrik rasisme ini makin ramai ketika di kehidupan nyata seorang warga kulit hitam George Floyd meninggal di bawah kaki seorang polisi kulit putih. Gambaran bagaimana diskriminasi yang sering dilakukan oleh pihak yang seharusnya menjaga dan mengayomi publik malah mengacaukan semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun