Mohon tunggu...
Katarina Puspo Amanda Putri
Katarina Puspo Amanda Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hallo semuanya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pendidikan di Era Digitalisasi

15 Februari 2024   14:02 Diperbarui: 15 Februari 2024   15:26 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, keaktifan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan terus berkembang dari zaman penjajahan Belanda hingga zaman sekarang ini yang disebut dengan "Era Digitalisasi". Era digital sendiri adalah satu era atau zaman yang di dalamnya sudah memiliki kondisi perkembangan begitu maju hingga semua kegiatan penting bisa dilakukan secara digital. 

Era digitalisasi sangat diperlukan bagi pendidikan di Indonesia. Era digital ini membantu proses pembelajaran para siswa dengan guru dari yang sulit menjadi mudah dalam mengakses segala informasi sekolah. Pendidikan ini sangat penting bagi anak-anak yang ada di Indonesia karena pendidikan dapat memajukan kesejahteraan bangsa serta bisa membuat cerdas anak-anak bangsa dalam meraih impian dan mengubah teknologi menjadi lebih modern. Keperluan pendidikan tidak dapat dipungkiri oleh para orang tua demi membuat para anaknya menjadi anak yang sukses dan membuat mereka mengenal dunia lebih luas. Hubungan antara kecerdasan anak bangsa dengan era digitalisasi ini adalah anak-anak zaman sekarang atau sering disebut dengan "Gen Z" menjadi penerus bangsa Indonesia. Perkembangan dan perubahan negara diserahkan kepada anak-anak gen Z masa kini. Anak-anak perlu mengenali teknologi yang bekerja di bidang informasi dan komunikasi (IPTEK), transportasi, kesehatan, lingkungan, dan pertahanan keamanan negara. 

Teknologi yang sudah berkembang seiring berjalannya waktu dan sudah menjadi hal yang diperhatikan oleh pemerintah negara. Hal ini menjadi sangat penting di era digitalisasi, khususnya pada bidang pendidikan yang memerlukan pengenalan teknologi lebih luas dan pemahaman kegunaan teknologi di era digitalisasi ini kepada anak-anak Gen Z. Teknologi yang sudah menjadi segalanya, tidak bisa lagi dilupakan dalam kehidupannya. Pendidikan Indonesia yang sudah melewati berbagai jalan yang panjang, mulai dari sejarah penjajahan hingga masa kini agar anak-anak bangsa Indonesia tidak dikenal dengan "GAPTEK" dan semua itu berawal dari pendidikan Indonesia.

Perkembangan pendidikan di Indonesia melewati jalan yang sangat panjang dan dalam jangka waktu yang lama. Dari awal pendidikan di jaman penjajahan Belanda, anak-anak Indonesia memiliki kesempatan pendidikan yang sedikit. Sekolah untuk pribumi hanya di peruntukan bagi mereka yang berasal dari bangsawan. Ketika Jepang mulai menguasai Indonesia, kekuasaan kolonial Belanda mulai runtuh, dan sistem pendidikan mengalami perubahan. Pada masa itu, Jepang menghapus pembagian sekolah berdasarkan kelas sosial, sehingga sekolah-sekolah untuk semua pribumi dibuka, sementara sekolah Belanda ditutup. Perubahan ini mengakhiri diskriminasi dalam pendidikan berdasarkan lapisan sosial. Selanjutnya pada masa kemerdekaan ditetapkan dasar sistem pendidikan nasional adalah UUD 1945 dan Pancasila. Pada masa Orde Baru keuangan negara membengkak sehingga mendorong dibangunnya SD Inpres (Instruksi Presiden), mengangkat guru-guru dan juga mencetak buku pelajaran. Sampai pada masa reformasi, pada awalnya pendidikan masih menggunakan Kurikulum 1994. Beberapa waktu kemudian, Kurikulum 1994 diubah menjadi Kurikulum 2000 dan disempurnakan menjadi Kurikulum 2002 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kurikulum ini difokuskan pada 3 aspek utama, yaitu aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Kemudian, pada tahun 2005, Kurikulum 2002 digantikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun 2013, Kurikulum kembali diubah menjadi Kurikulum 2013 (Kurikulum 12/K13), yang menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sampai akhirnya pada tahun 2022, diluncurkan kurikulum merdeka, yang akan ditetapkan sebagai kurikulum nasional. Beberapa tokoh pejuang pendidikan telah berperan penting dalam perkembangan pendidikan. Mereka memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satunya Ki Hajar Dewantara Mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa dan menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda yang diskriminatif. Selain itu RA Kartini memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan pribumi dan membangun Sekolah Wanita di Rembang

https://shorturl.at/kuUW2
https://shorturl.at/kuUW2

Salah satu peran utama pendidikan pada era digital adalah memberikan keterampilan yang sesuai dengan zamannya. Dunia digital telah mengubah lapangan pekerjaan dan bisnis secara drastis, di mana keterampilan teknologi informasi dan keahlian digital menjadi satu hal yang sangat dibutuhkan. Pendidikan harus mampu mengatasi perubahan ini dengan menyediakan kurikulum yang mencakup pembelajaran tentang teknologi, keterampilan pemecahan masalah, pemrograman, dan literasi digital. Dengan demikian, individu akan siap menghadapi tuntutan pekerjaan masa depan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang terus berubah. 

Selain itu, pendidikan juga memiliki peran penting dalam mengajarkan kemampuan kritis dan literasi informasi. Di era digital ini, banyaknya informasi yang mudah diakses oleh siapa saja. Namun, tidak semua informasi yang tersedia dapat dianggap valid atau benar. Oleh karena itu, pendidikan harus memberikan pengajaran berkualitas tinggi tentang cara menganalisis secara kritis informasi yang ditemui, membedakan antara fakta dan opini, dan menghargai sumber informasi yang dapat dipercaya . Dengan demikian, individu akan mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat. Pendidikan di era digital juga harus mendorong kreativitas dan kolaborasi. Keberadaan teknologi seperti komputer, internet, dan media sosial memberikan ruang baru bagi kolaborasi antar individu serta penciptaan konten yang kreatif. Melalui pendidikan yang mendukung keterampilan ini, orang akan diajarkan cara berpikir kritis, menemukan solusi yang baru, dan bekerja sama dalam tim. Di dunia yang semakin rumit dan berubah dengan cepat, kemampuan ini menjadi sangat berharga. Pendekatan pendidikan di era digital harus menyertakan semua orang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seharusnya tidak membuat orang tertinggal. Pendidikan harus memastikan bahwa semua orang bisa mendapatkan akses ke pendidikan yang bagus, tanpa peduli di mana mereka berada, berapa uang yang mereka miliki, atau bagaimana kondisi fisik mereka. Dengan cara ini, tidak ada lagi kesenjangan pendidikan yang bisa menghalangi perkembangan individu dan masyarakat. 

Pendidikan di era digital menghadapi beberapa tantangan. Tantangan-tantangan tersebut termasuk sulitnya akses ke teknologi digital, masalah keamanan dan privasi, cyberbullying, pelanggaran hak cipta dan plagiarisme, serta penurunan kualitas pembelajaran karena kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa. Selain itu, penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran juga menantang bagi para pendidik yang memerlukan keterampilan khusus untuk mengelola teknologi tersebut di kelas. Walaupun demikian, perkembangan teknologi digital juga membawa banyak peluang bagi pendidikan di era ini. Teknologi digital dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan menyediakan akses ke berbagai sumber belajar. Selain itu, teknologi digital juga dapat membantu mengembangkan keterampilan yang diperlukan di tempat kerja, seperti keterampilan teknologi, kolaborasi, dan kreativitas.

https://shorturl.at/ehqQ0
https://shorturl.at/ehqQ0

Maka menurut kami untuk menghadapi tantangan ini, penting untuk memastikan akses yang benar terhadap teknologi digital bagi semua siswa dan tenaga pendidik. Kita harus bijak menggunakan teknologi, jangan sampai kita salah dalam menggunakan teknologi. Dalam pendidikan teknologi dapat kita gunakan sebagai akses yang lebih luas terhadap sumber daya belajar. Kita juga dapat memberikan sosialisasi kepada anak anak tentang penggunaan teknologi yang benar di jaman digital ini, agar anak anak tidak terjerumus ke dalam hal yang negatif. Selain itu juga, guru-guru sebagai pendamping murid-muridnya di dunia pendidikan perlu mendapat pengetahuan dan pengajaran yang luas agar ilmu guru terhadap teknologi tidak tertinggal jauh dari murid-muridnya. Guru menjadi pendidik yang paling andal bagi murid-muridnya karena mereka sudah mendapat pelatihan dalam mendidik anak-anak.

Pendidikan di Indonesia masih dapat berkembang lebih jauh lagi, jauh melebihi pikiran semua orang. Namun, agar itu semua dapat tercapai perlu aksi nyata dan adanya dukungan dari masyarakat serta pemerintah agar pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan menjadi kualitas-kualitas pendidik yang lebih baik, kreatif, semangat juang yang tinggi, dan berinovasi cerdas. Harapan ini menjadi harapan bagi semua orang demi mencapai bangsa yang maju, berkarakter, dan dinilai sebagai bangsa emas oleh masyarakat luar. Oleh sebab itu, marilah kita mempelajari dunia teknologi ini dengan bijak agar teknologi di negara Indonesia tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif, dan ingatlah bahwa semua perubahan itu dapat dicapai melalui masing-masing pribadi manusia dalam menanggapi kecerdasan era digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun