Mohon tunggu...
Katarina Krissanty
Katarina Krissanty Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi 10 Elemen Jurnalisme pada Berita-Berita di Media Online Viva.co.id

16 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 16 Oktober 2022   17:07 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berita 2, sumber : viva.co.id

Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, kita dapat melakukan berbagai hal dengan lebih mudah. Salah satu contohnya adalah mencari informasi.

Dulu, ketika kita ingin mencari suatu informasi, kita harus membacanya lewat koran atau mendengar radio. Tetapi dengan perkembangan teknologi, kita dapat mencari informasi hanya bermodalkan internet dan smartphone.

Dengan penyebaran informasi di media online, selain lebih mudah diakses, waktu yang dibutuhkan juga lebih singkat dan cepat.

Jurnalisme tentunya juga mengikuti perkembangan zaman, konsep jurnalisme konvensional dengan media cetak kini telah bertransformasi dengan melibatkan teknologi internet menjadi jurnalisme multimedia.

Jurnalisme multimedia sendiri merupakan gabungan dari berbagai medium seperti infografis, blog, podcast, video digital, foto, dan masih banyak media lainnya.

Dalam menyebarkan informasi, tentu saja jurnalis tidak boleh asal memberikan informasi. Ada aturan-aturan yang harus diikuti oleh jurnalis dalam membuat berita, salah satunya adalah dengan mengikuti 10 elemen jurnalisme.

10 Elemen Jurnalisme

  • Sajikan Kebenaran : Apa pun yang terjadi di lapangan, jurnalis harus memberitakan kebenaran. Kebenaran di sini bukan kebenaran dalam agama atau filsafat, tetapi merupakan kebenaran fungsional yang dibutuhkan masyarakat.
  • Masyarakat = Loyalitas : Fokus utama jurnalis adalah masyarakat. Masyarakat harus ditempatkan sebagai tanggung jawab jurnalis terhadap perusahaan atau pengiklan, maka sudah pasti urusan masyarakat harus diprioritaskan.
  • Esensi Jurnalisme adalah Verifikasi : Isi dari jurnalisme adalah data yang valid dan terverifikasi dari narasumber dan fakta yang ada di lapangan, bukan khayalan atau fiksi. Jurnalis harus bersikap transparan dan jujur dalam menulis berita dan menggali data. Prinsipnya adalah data dari tangan pertama adalah data yang lebih bisa diandalkan.
  • Wartawan Harus Independen : Wartawan harus bersikap independen terhadap sosok yang ditulis, baik atau buruk selama data itu sah dan temuan di lapangan tetap harus dituliskan. Opini wartawan dapat dituliskan selama ia masih memiliki fakta dalam data.
  • Jurnalisme Memantau Kekuasaan : Jurnalisme harus memantau kekuasaan serta berfungsi untuk menyambung suara yang tertindas. Liputan investigasi dibagi menjadi tiga, yaitu investigasi orisinal, investigation on investigation, dan interpretative investigation. Dalam melakukan liputan, sangat tidak disarankan bagi jurnalis atau wartawan 'kerdil'.
  • Jurnalisme sebagai Forum Publik : Jurnalisme bukan sebuah ruang privat. Artinya, seorang jurnalis harus dapat bertanggung jawab atas semua liputan dan berita yang ditulis. Forum jurnalisme dalam publik dapat tercipta di mana saja dan kapan saja.
  • Jurnalisme Harus Memikat dan Relevan : Seorang jurnalis kini tidak hanya harus memiliki keterampilan dalam menulis, tetapi juga harus mampu mengemas tulisan menjadi menarik. Bukan menarik secara sensasional, tetapi harus relevan dengan keadaan di lapangan dan menarik minat pembaca.
  • Berita Harus Proporsional dan Komprehensif : Pemilihan berita merupakan sesuatu yang sangat subjektif. Maka, jurnalis harus jeli saat menyajikan berita agar tetap proporsional.
  • Mendengarkan Hati Nurani : Dalam sebuah berita, harus ada seseorang di puncak organisasi berita yang bertugas mengambil keputusan redaksional, harus ada demokrasi dalam ruang redaksi. Selain itu, editor juga bertanggung jawab dalam produk newsroom. Meski harus ada ruang demokrasi, UU yang berlaku juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi pelanggaran, terutama dalam hal pencemaran nama baik dan UU ITE.
  • Hak dan Kewajiban Terhadap Berita : Jurnalisme kini bukan lagi menjadi sekadar informasi. Saat ini banyak informasi bebas berkeliaran, tetapi tidak ada penjaga yang mengawasi info yang beredar. Maka, jurnalisme berkewajiban untuk menangkal informasi yang salah atau hoax dalam berita.

infografis, sumber : dok.pribadi
infografis, sumber : dok.pribadi

Berdasarkan 10 elemen jurnalisme tersebut, tentunya jurnalis tidak boleh semena-mena dalam menulis berita. Walaupun jurnalis online, tetapi etika juga sangat diperlukan saat menulis berita.

Tetapi pada kenyataannya masih banyak jurnalis yang tidak mengikuti 10 elemen jurnalisme tersebut.

Media yang seharusnya menjadi pengambil keputusan redaksional juga terkadang masih kurang jeli saat memilih berita yang akan dipublikasikan, beberapa diantaranya tidak sesuai dengan 10 elemen jurnalisme.

Judul dan Isi

Salah satu hal yang paling penting dalam sebuah berita adalah judul. Penggunaan judul yang menarik juga akan menarik perhatian pembaca. Jika dari judul saja sudah kurang menarik, maka kebanyakan pembaca juga akan merasa malas untuk membaca kelanjutannya.

Judul sebuah berita juga harus menggambarkan isi serta berkaitan dengan isi karena hal tersebut juga menjadi salah satu dasar kepercayaan dari pembaca.

Jika media online terlalu sering melanggar kaidah penulisan judul dalam beritanya dengan menulis judul yang tidak sesuai dan tidak mewakili isi berita, media dapat kehilangan kepercayaan dari pembaca.

Pembaca juga semakin cerdas seiring berkembangnya teknologi. Pembaca akan lebih tertarik dengan berita yang bahasannya logis dan kritis, daripada hanya membuat judul yang seolah-olah menipu pembaca dan tidak sesuai dengan isinya.

Viva.co.id adalah salah satu media online yang sering kali tidak memerhatikan 10 elemen jurnalis, khususnya pada penulisan judul berita serta isinya.

Viva.co.id

Beberapa berita yang dipublikasikan oleh viva.co.id terkadang tidak sesuai dengan isi berita dan terkadang menggunakan kata-kata yang tidak pantas.

Salah satu contonya adalah berita yang diterbitkan pada tanggal 8 September 2022 dengan judul "4 Artis Cantik Kecanduan Seks, Ngaku Nikmat Diperkosa Genderuwo"

berita 1, sumber : viva.co.id
berita 1, sumber : viva.co.id

Judul tersebut tentu saja kurang pantas karena menggunakan kata "Kecanduan seks" serta "Diperkosa genderuwo". Terlebih lagi, isi berita tidak sesuai dengan judul. Tidak ada narasumber yang mengatakan bahwa ia kencanduan seks.

Selain itu, jurnalis dan media juga telah melanggar 10 elemen jurnalistik, khususnya pada poin pertama, ke tiga, ke empat, dan ke sepuluh.

Penggunaan judul tidak sesuai dengan isi dan tidak sesuai dengan fakta yang diucapkan narasumber.

Dari pihak media sendiri juga terkesan kurang menyeleksi berita, sehingga berita-berita yang melanggar elemen-elemen jurnalistik tersebut dapat tayang di viva.co.id.

 Contoh lain adalah berita yang terbit pada tanggal 22 September 2022 dengan judul "Wanita Tua Ditemukan Tewas, Tangan-Kaki Terikat Mulut Disumpal"

berita 2, sumber : viva.co.id
berita 2, sumber : viva.co.id

isi berita 2, sumber : viva.co.id
isi berita 2, sumber : viva.co.id

Penulisan judul "tangan kaki terikat mulut tersumpal" terkesan kurang etis dan kurang pantas dimasukkan ke dalam judul, walaupun memang benar kenyataannya seperti itu.

Dalam berita tersebut, data pribadi korban mulai dari nama dan tempat tinggal korban juga disebutkan secara terang-terangan.

Penulisan judul dan isi berita tersebut tentu saja melanggar elemen ke dua yaitu loyalitas terhadap masyarakat dan elemen ke sembilan yaitu mendengarkan hati nurani.

Dalam elemen tersebut, editor harus memerhatikan UU yang berlaku terutama dalam hal pencemaran nama baik dan UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Berita di atas termasuk melanggar Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 Pasal 26 ayat (1) yang berbunyi "Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan, penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan."

Selain viva.co.id, sebenarnya masih banyak media-media online yang juga melakukan pelanggaran-pelanggaran serupa.

Seperti yang sudah dikatakan di atas, kefatalan-kefatalan tersebut akan berpengaruh kepada pembaca dan membuat pembaca merasa tidak percaya lagi kepada media dan kehilangan minat membaca berita.

Maka, media-media online harus lebih ketat dan meningkatkan kualitas artikel yang akan dipublikasikan dan tidak hanya mementingkan kepentingan media saja, tetapi juga kepentingan masyarakat agar pembaca tidak kehilangan kepercayaan pada media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun