Mohon tunggu...
Katarina Krissanty
Katarina Krissanty Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia: Bedanya Apa?

14 September 2022   01:16 Diperbarui: 14 September 2022   01:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam kehidupan, tentunya akan ada banyak perkembangan yang kita alami. Seiring berjalannya waktu, semua hal dapat berkembang dan berubah.

Perubahan-perubahan tersebut pastinya juga dialami oleh jurnalisme. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, jurnalisme tentu saja turut terdampak atas perkembangan teknologi.

Jurnalisme bukan semata-mata menuliskan berita saja, tetapi juga merupakan kecakapan seorang jurnalis dalam mengejar sumber berita yang aktual dan penting (Marhamah, 2021, h.17).

Perkembangan teknologi komunikasi digital menghadirkan tantangan dan juga peluang bagi perkembangan jurnalisme (Puspita., et al, 2020, h.133).

Dengan perkembangan jurnalisme tersebut, akhirnya memunculkan dua jenis jurnalisme yaitu jurnalisme online dan jurnalisme multimedia.

Jika dilihat sekilas, dua jenis jurnalisme tersebut terlihat mirip. Kenyataannya, kedua jenis jurnalisme tersebut adalah dua hal yang berbeda. Namun, sebelum kita melihat perbedaan-perbedaan antara dua jenis jurnalisme tersebut, kita harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan jurnalisme online.

Jurnalisme Online

Jurnalisme online merupakan sebuah aktivitas jurnalistik yang dilakukan dengan online berbasis jaringan internet (Widodo, 2020, h.21).

Jurnalisme online adalah jurnalisme yang diproduksi secara eksklusif untuk dihadirkan atau didistribusikan melalui World Wide Web sebagai elemen grafis internet. Produksi konten digitalnya meliputi audio, video, dan teks.

Menurut Mark Deuze (dalam Widodo, 2020, h.21), jenis jurnalisme online dapat ditempatkan di antara dua domain. Domain pertama merupakan suatu rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content hingga ke situs-situs web berbasis konektivitas publik.

Sedangkan domain kedua melihat tingkatan komunikasi partisipatoris, yang ditawarkan oleh situs berita bersangkutan.

Mark Deuze (dalam Widodo, 2020, h.22) membagi jurnalisme online menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Mainstream News sites : situs yang menawarkan pilihan editorial content. Tingkat komunikasi partisipatorisnya cenderung tertutup atau minimal. Contohnya : situs CNN, BBC, MSNBC, serta berbagai macam surat kabar online.

2. Index & Category sites : jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari tertentu (seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover), agensi (newsindex), atau bahkan individu yang melakukan usaha (paperboy).

3. Meta & Comment sites : situs yang berisi tentang media berita dan juga isu-isu media secara umum. Terkadang dimaksudkan sebagai pengawas media, digunakan sebagai situs kategori dan indeks yang diperluas.

4. Share & Discussion sites : situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas, dengan menyediakan platform untuk mendiskusikan konten dari internet.

Jurnalisme Multimedia

Media biasanya terdiri dari teks, foto, video, audio, gambar, dan lain-lainnya. Sedangkan multimedia berarti banyak media, biasanya multimedia merupakan kombinasi minimal tiga jenis media yaitu teks, foto, video, audio, grafik dan interaktivitas yang disajikan dalam situs web dengan format non-linear (Widodo, 2020, h.24).

Multimedia memiliki tujuan untuk menyajikan cerita dengan cara yang menarik dan informatif. Informasi yang ditampilkan pada setiap media bersifat saling melengkapi, bukan mengulangi informasi.

Deuze (dalam Widodo, 2020, h.24) berpendapat bahwa ada dua cara dalam mendefinisikan multimedia dalam jurnalisme, yaitu:

  • Sebagai presentasi paket berita di website menggunakan dua atau lebih format media, seperti kata-kata baik lisan maupun tulisan, musik, gambar diam maupun gambar bergerak, animasi grafis, termasuk elemen interaktif dan hypertextual.
  • Presentasi paket berita dengan beragam media yang terintegrasi (meski tidak selalu bersifat simultan), seperti website, usenet newsgroup, email, SMS, MMS, radio, televisi, teletext, koran dan majalan cetak.

Kedua definisi di atas harus dipahami sebagai 'titik akhir' dari satu continuum. 'Convergence continuum' mengasumsikan cepat atau lambat semua media akan bergerak ke satu tahapan di mana integrasi dari bagian-bagian yang berbeda dari proses pembuatan berita tercapai.

Deuze (dalam Widodo, 2020, h. 25) mengatakan bahwa konvergensi pada umumnya dilihat dalam arti kerjasama dan kolaborasi antara newsroom media yang sebelumnya terpisah dan bagian-bagian lain dari perusahaan media modern.

 Berikut merupakan beberapa contoh jurnalisme media mulai tahapan awal hingga tahapan maju:

  • Jurnalis cetak melakukan standup di depan kamera untuk menghadirkan beberapa aspek berita untuk televisi.
  • Galeri gambar yang dibuat jurnalis foto untuk website media mereka.
  • Berita pendek atau summary yang ditulis oleh reporter.
  • Proyek gabungan antara media-media yang berbeda untuk mengumpulkan, mengedit, serta menyajikan berita dengan berbagai format.
  • Redaksi multimedia yang terintegrasi secara penuh, di mana jurnalis bergabung untuk mengumpulkan informasi, menggali data, dan merencanakan paket berita yang didistribusikan ke seluruh media.

Pendekatan ini dilakukan untuk memahami konvergensi sebagai kolaborasi atau integrasi antara media yang berbeda berjalan kurang maksimal, seperti yang terlihat dalam media cetak dan penyiaran, dan juga media online (Deuze, dalam Widodo, 2020, h.25).

Dari logika multimedia, kita harus melihat lebih dekat pada budaya para pengguna.

Konsumen berita saat ini sangat multitasking dalam menggunakan internet. Maka dari itu, konsumen disebut sebagai pengguna aktif.

Maka, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia terletak pada cara penyajian berita yang diberikan. Jurnalisme online disajikan dengan sederhana dan tidak jauh berbeda dengan media cetak, hanya medianya yang berbeda.

Sedangkan jurnalisme multimedia disajikan dengan kombinasi minimal tiga jenis media lainnya sebagai pendukung berita yang disajikan.

Penjelasan lebih lanjut versi video dapat ditonton di sini!

Daftar Pustaka:

Widodo, Y. (2020). Buku Ajar: Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun