Berikut merupakan beberapa contoh jurnalisme media mulai tahapan awal hingga tahapan maju:
- Jurnalis cetak melakukan standup di depan kamera untuk menghadirkan beberapa aspek berita untuk televisi.
- Galeri gambar yang dibuat jurnalis foto untuk website media mereka.
- Berita pendek atau summary yang ditulis oleh reporter.
- Proyek gabungan antara media-media yang berbeda untuk mengumpulkan, mengedit, serta menyajikan berita dengan berbagai format.
- Redaksi multimedia yang terintegrasi secara penuh, di mana jurnalis bergabung untuk mengumpulkan informasi, menggali data, dan merencanakan paket berita yang didistribusikan ke seluruh media.
Pendekatan ini dilakukan untuk memahami konvergensi sebagai kolaborasi atau integrasi antara media yang berbeda berjalan kurang maksimal, seperti yang terlihat dalam media cetak dan penyiaran, dan juga media online (Deuze, dalam Widodo, 2020, h.25).
Dari logika multimedia, kita harus melihat lebih dekat pada budaya para pengguna.
Konsumen berita saat ini sangat multitasking dalam menggunakan internet. Maka dari itu, konsumen disebut sebagai pengguna aktif.
Maka, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia terletak pada cara penyajian berita yang diberikan. Jurnalisme online disajikan dengan sederhana dan tidak jauh berbeda dengan media cetak, hanya medianya yang berbeda.
Sedangkan jurnalisme multimedia disajikan dengan kombinasi minimal tiga jenis media lainnya sebagai pendukung berita yang disajikan.
Penjelasan lebih lanjut versi video dapat ditonton di sini!
Daftar Pustaka:
Widodo, Y. (2020). Buku Ajar: Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H