Mohon tunggu...
Katarina Bunardi
Katarina Bunardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Abbott Pabio: Terdengar Asing tetapi Dekat dengan Kita

15 Januari 2022   09:11 Diperbarui: 15 Januari 2022   09:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Our World in Data, lebih dari 300 juta orang telah terinfeksi COVID-19. Setiap harinya, jumlah kasus ini terus meningkat sehingga diperlukan tes dengan keakuratan tinggi untuk mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2. Tes COVID-19 terdiri dari berbagai macam, yakni swab PCR, swab antigen, dan rapid test antibodi. 

Selain itu, merek tes COVID-19 juga beragam. Akan tetapi, belum tentu semua orang mengenal semua merek tes COVID-19 beserta keakuratannya. Meskipun saat ini jenis tes RT-PCR (reverse transcription polymerase chain reaction) lebih banyak digunakan, tetapi pada awal pandemi COVID-19 jenis rapid test antibodi lebih dipilih untuk mendeteksi penyebaran virus corona. Salah satu merek tes antibodi yang sering digunakan adalah Abbott PanbioTM.

Tes Antibodi 

Sebelum membahas mengenai PanbioTM, istilah antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bekerja untuk melawan serangan virus, bakteri, atau penyebab penyakit lainnya. Sementara itu, tes antibodi atau yang disebut juga tes serologi merujuk pada tes untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam darah yang melawan virus, bakteri, atau penyebab penyakit tersebut.

Pada awal pandemi, tes antibodi digunakan untuk mengamati respons imun terhadap pasien SARS-CoV-2 (virus corona). Saat tubuh terserang virus corona, tubuh akan mengeluarkan protein yang disebut immunoglobulin (Ig). Tes antibodi akan mendeteksi Ig tersebut dalam dua jenis, yakni IgG dan IgM. Kedua Ig ini akan menghasilkan respons imun yang terdeteksi melalui perubahan antibodi akibat infeksi oleh virus corona atau disebut juga sebagai serokonversi. Selain itu, serological marker atau sejenis penanda yang terdapat dalam tubuh juga digunakan untuk mengidentifikasi penderita COVID-19.

Berdasarkan penelitian, penderita COVID-19 akan mengalami serokonversi IgM menjadi IgG pada kisaran waktu 10-12 hari atau 12-14 hari setelah timbulnya gejala awal. Selanjutnya, IgM akan mengalami penurunan pada minggu ke-3 dan hilang pada minggu ke-7. Sementara itu, IgG tetap akan bertahan dalam tubuh lebih dari 7 minggu. Oleh karena itu, IgG digunakan sebagai serological marker utama COVID-19 dan memunculkan imunitas tertentu yang dapat dideteksi.

Pada perkembangan selanjutnya, tes antibodi juga digunakan untuk membantu pemahaman respons imun terhadap virus corona sehingga cara penanganan pasien COVID-19 dengan tepat serta efek jangka panjang dari penyakit ini terhadap pasien yang sembuh dapat diketahui.

Bagaimana Cara Kerja Tes Antibodi ?

Cara kerja tes antibodi dengan sistem lateral flow (Herawati 2020).
Cara kerja tes antibodi dengan sistem lateral flow (Herawati 2020).

Seperti yang dibahas sebelumnya, orang yang terinfeksi virus corona akan memproduksi IgM dan IgG. Antibodi IgM akan diproduksi pada awal infeksi, sedangkan antibodi IgG akan muncul beberapa hari setelah infeksi awal atau sekitar 2 minggu setelah gejala awal muncul. Kedua antibodi ini akan terkandung pada darah penderita.

Tes antibodi memiliki teknik yang mirip dengan tes kehamilan, yakni dengan sistem lateral flow. Sistem ini menggunakan jenis kertas tertentu sebagai perantara bagi sampel (darah) untuk berpindah dan berinteraksi dengan kontrol dan antigen (zat yang dapat merangsang produksi antibodi) yang mengenali antibodi pasien COVID-19.

Saat tes antibodi, darah dari pasien diambil dan ditambahkan cairan buffer. Kemudian, dalam test kit terdapat antigen yang dapat berikatan dengan antibodi COVID-19. Apabila hal ini terjadi, ikatan akan memunculkan warna yang tampak sebagai garis merah pada test kit.

Tes Antibodi Abbott

Dari berbagai merek tes antibodi, salah satu tes antibodi yang akan dibahas adalah Abbott. Abbott merupakan perusahaan dari Amerika Serikat yang menciptakan berbagai produk kesehatan, baik dalam bidang diagnostik, peralatan kedokteran, nutrisi, obat-obatan, dan lain-lain. Salah satu produk dari Abbott, yakni The-EUA-approved and CE-marked Abbott ArchitectTM SARS-Cov-2 IgG assay (ArchitectTM) telah menjadi standar emas atau pedoman utama dalam diagnosis penyakit COVID-19 dari tes antibodi IgG COVID-19. Pada tes ini, IgG digunakan sebagai serological marker dan pendeteksian IgG secara khusus memerlukan fasilitas laboratorium yang menunjang. Sayangnya, tidak semua negara di dunia memiliki fasilitas laboratorium yang menunjang untuk menggunakan standar emas ini. Oleh karena itu, tes COVID-19 dengan sistem lateral flow point of care lebih cocok digunakan untuk negara menengah ke bawah karena tidak memerlukan fasilitas laboratorium yang lengkap dan hasil uji muncul dalam waktu singkat, yakni sekitar 30 menit. Salah satu tes yang menggunakan prinsip ini adalah The Abbott PanbioTM COVID-19 IgG/IgM Rapid Test Device (PanbioTM). Namun, akurasi dari PanbioTM perlu diuji lebih lanjut dengan membandingkannya terhadap standar emas Abbott ArchitectTM SARS-Cov-2 IgG.

Pengujian 

Untuk melakukan perbandingan tersebut, dilakukan pengujian dengan menggunakan dua jenis sampel. Jenis sampel pertama diambil pada tahun 2014, yang berarti sampel tidak memiliki virus corona atau negatif COVID-19. Sementara itu, jenis sampel kedua diambil dari 87 pasien COVID-19 di Amerika Serikat dan Inggris dengan kisaran umur 66-77 tahun. Semua pasien ini telah menunjukkan hasil positif pada tes RT-PCR SARS-CoV-2. Selanjutnya, kedua jenis sampel diuji dengan PanbioTM dan ArchitectTM. Hasil positif ditunjukkan apabila pada alat pengujian (kit assay) terdapat dua garis berwarna merah, yakni pada bagian C (control) dan bagian G (IgG). Sementara itu, hasil negatif ditunjukkan jika garis berwarna merah hanya muncul pada bagian C (control).

Hasil uji COVID-19 oleh Panbio (gambar kiri : hasil negatif, gambar kanan : hasil positif) (Schildgen et al. 2021).
Hasil uji COVID-19 oleh Panbio (gambar kiri : hasil negatif, gambar kanan : hasil positif) (Schildgen et al. 2021).

Sensitivitas dan Spesifisitas 

Sebelum membahas mengenai hasil pengujian, terdapat beberapa istilah terkait alat uji COVID-19 yang perlu dipahami.

  • Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk menunjukkan seseorang yang sakit dalam kelompok orang sakit
  • Spesifisitas adalah kemampuan tes menunjukkan seseorang yang tidak sakit dalam kelompok orang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun