Pekan pertama di bulan Juli, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2024 mahasiswa Unnes Giat 9 merealisasikan salah satu program kerjanya yaitu Wanita Agen Pancasila, melalui Workshop Inovasi Pengolahan Tempe menjadi Nuget Tempe bersama Ibu-ibu PKK setempat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan inovasi pengolahan tempe kepada Ibu-ibu. Pemilihan tempe menjadi bahan utama dikarenakan Desa Ploso memiliki potensi besar akan banyaknya pengrajin tempe dan tahu. Lalu, mengapa harus wanita yang menjadi sasaran program? Pemilihan wanita sebagai sasaran program, karena wanita memainkan peran penting dalam menerapkan berbagai nilai-nilai Pancasila dan menjadi salah satu agen perubahan dari masa ke masa.
Tempe bagi masyarakat Indonesia merupakan makanan istimewa, bahkan diabadikan dalam sebuah lirik lagu yang sempat viral.
"Mangan tempe, rasane kaya mangan lawuh sate". Penggalan lirik lagu dari Ndarboy Genk tersebut menyiratkan bahwa tempe cenderung dekat dengan masyarakat menengah ke bawah. Namun, meskipun harga tempe lebih murah dibandingkan lauk yang lain, tempe memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Selain itu, tempe kaya akan kalsium, serat pangan, vitamin B dan zat besi. Selain itu, tempe juga mudah didapatkan, harganya ramah di kantong ibu-ibu, tinggi nutrisi dan berkhasiat untuk kesehatan.
Melihat banyaknya manfaat dan keistimewaan dari tempe, tidak dipungkiri jika masyarakat di Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menjadikannya sebagai ladang penghasilan, seperti pengrajin tempe. Pengrajin-pengrajin tersebut terdiri dari pengrajin tingkat mikro, kecil, hingga menengah. Namun, beberapa pengrajin tempe dan Ibu-ibu setempat mengaku masih bingung dalam mengolah tempe menjadi masakan.
"Kalau mengolah tempe ya gini-gini aja, Mbak. Belum berani ngolah ke olahan lainnya." Kata seorang istri pengrajin tempe saat diwawancarai di rumahnya.
Oleh karena itu, berdasarkan keluh kesah tersebut, mahasiswa KKN Unnes Giat 9 Desa Ploso mencoba mencari solusi atas permasalahan tersebut. Mahasiswa menginisiasikan inovasi pengolahan tempe menjadi nuget tempe agar menjadi lebih istimewa. Proses pengolahan tempe menjadi nuget tempe yang tidak rumit, serta bahan pelengkap dalam pembuatan nuget tempe tidak sulit, tentu saja bisa menjadi salah satu ide bagi pengrajin tempe dan ibu-ibu untuk mengolah tempe, agar tidak sekadar menjadi tempe goreng, tempe kecap, ataupun tempe orek. Bahan-bahannya terdiri dari bawang putih, lada, garam, gula, penyedap rasa, dan sayuran sesuai selera seperti, wortel atau daun bawang.
Kegiatan tersebut juga disambut baik oleh perangkat desa dan warga setempat. “Enak ini rasanya. Rasa dan tekstur dari tempe masih terasa, tapi tidak membosankan. Beneran enak, bisa buat jualan juga ini.” Tanggapan salah seorang perangkat desa saat mencicip nuget tempe olahan mahasiswa. Melalui inovasi tersebut diharapkan dapat membantu para pengrajin tempe dan Ibu-ibu keluar dari kebingungannya dalam mengolah tempe, serta generasi muda dapat memberikan inovasi-inovasinya kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan potensi desa secara optimal.
Penulis: Katarina Apriliawati Saputri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H