Mohon tunggu...
Katamiyha
Katamiyha Mohon Tunggu... -

cinta kata-kata. karena kata adalah senjata, yang bisa membawamu menyelami jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dua Dunia

26 Oktober 2018   13:11 Diperbarui: 26 Oktober 2018   16:31 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ga, setelah sekian lama kamu selalu menolak ku cium, aku takdirmu Ga, menjadi pria pertama yang menciummu, dan seperti biasanya kamu selalu menepati janji, matamu terpejam, tubuhmu bergetar, gelisah sekali kulihat, sebenarnya aku kasihan padamu, tapi sungguh aku inginkan bibir itu Ga, maafkan aku.. kukecup bibir itu perlahan, secara reflek kamu mundurkan badanmu walau tertahan dengan tanganku yang malah menarikmu mendekat, hanya ku kulum singkat bibirmu, karena aku ingin ciuman itu bukan karena taruhan tapi karena keinginanmu juga.

"kamu harus segera naik Bi.. nanti terlambat.." kembali kamu dengan suara manja itu, walau suara itu sedih, dibalik muka penuh ketegaran, "iya Ga... boleh peluk sebentar?" kamu hanya mengangguk dan kupeluk sekuat-kuatnya, rasanya ingin teriak Ga, ada yang menyayat hatiku Ga.., Ga.. andai aku punya pilihan, pasti aku pilih disisimu, namun kita hanya remaja Ga, masih bergantung pada Orang tua, aku pilih bersama mama, sudah cukup aku merepotkan Om dan Tanteku setahun terakhir di sini.. Ratapku dalam hati.

Mataku tak bisa tidak menelanjangimu, tidak mau kulupakan setiap inci dari wajahmu, kamu yang selalu ceria dan menjadikanku manusia planet lain bila bersamamu, karena setiap sudut kota ini menyapamu, mereka menyukaimu, dan kamu memang tempatnya disini, walau keinginan terbesarku adalah memintamu pergi kuliah bersamaku di Yogyakarta, kita lukis mimpi kita bersama disana, namun tak adil bagimu meninggalkan dunia yang menyayangimu.

-Rembang Jingga Kinasih-

"iya Ga... boleh peluk sebentar?" Biru meminta pelan sekali, aku hanya mengangguk, tangisku kini tak terbendung, kamu benar-benar pergi, entah kapan kita bertemu lagi bi, kamu ngga tau bi.. betapa aku nyaman disini, bersembunyi di pelukanmu, merasakan jantungmu berdegup, keningku tak puas-puasnya Biru kecup, seperti ini terakhir kali, yang kutau ini hanyalah perpisahan, diantara dua dunia, hidupku dan hidupmu di jam yang sama namun tempat yang berbeda, mungkin peluk ini bisa kudapat kembali, kelak saat liburan kamu bisa ke jakarta atau aku ke yogyakarta, pikirku menenangkan diriku sendiri.

Memang tak sesering setahun belakangan ini, dikelas yang sama, bahkan sering dikursi yang sama, kamu dan aku menemukan cinta ditahun terakhir sekolah. tanpa sadar aku menarik tubuhku keatas, menyusuri lehermu sampai kutemukan bibir itu, bibir yang pertama kali mendarat tanpa jeda di bibirku, bibir yang lembut yang membuat desir-desir halus ditubuhku, ku awali menciummu pertama kali, setelah entah berapa kali kau curi atau kau minta mencium bibir ini, kali ini aku lebih dulu melumat bibirmu, aku rasakan kamu tersentak namun secepat kilat kamu balas lumatan bibirku, kami tak peduli ratusan pasang mata melihat, bisikan-bisikan pun sayup terdengar seperti mengerti kami memang membutuhkan ruang melepaskan cinta kami kali ini, manis sekali bibirmu.

Bi, walau berbaur dengan asinnya air mataku yg mengalir deras. suara bel stasiun Gambirlah yang menyelesaikan kami. kemudian kamu menyisakan lambaian diantara kereta itu, Baru kutau lambaian tangan itu sungguh menyakitkan.

-Good Byes are not forever, Good byes are not the End, they simply mean, i'll miss you, until we meet again-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun