Mohon tunggu...
Katamiyha
Katamiyha Mohon Tunggu... -

cinta kata-kata. karena kata adalah senjata, yang bisa membawamu menyelami jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Seorang Sahabat 2

19 Januari 2011   08:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:24 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pagi ini aku terbangun, anehnya aku sangat memikirkan Diia, bagaimana ia melawati malamnya setelah kejadian itu, bagaimana ia mengatasi semuanya, akhirnya dalam keadaan baru sekali bangun bahkan kamar mandipun belum kusambangi aku sudah meraih gemini ku, memberanikan diri menyapa Diia di bbm, "morning diia.." pesan itu kutulis sesingkat-singkatnya, walau banyak sekali pertanyaan yang ingin kukeluarkan saat ini, pesan itu belum juga dibacanya, namun aku sudah lega karena telah terkirim, berarti bbnya masih aktif, tidak terjadi sesuatupun pada sahabatku itu, "yes.. morning dhila" balasnya, "bagaimana kamu?" tanyaku merespon cepat, seakan aku benar-benar ingin tau apa yang terjadi padanya, "aku baik dhila, jangan khawatir.. takutku sudah hilang, hanya kecewa ini masih ada.." Diia berusaha membuatku tidak khawatir dan meyakinkan aku kalau dia baik-baik saja, dan tetap memberi isyarat bahwa diia terluka, Diia tetap seperti biasanya terluka dalam hatinya senyum diluarnya, "mau ceita Diia??" tanyaku.

lama sekali dia menjawabnya, seakan pertengkaran terjadi dalam kepalanya sendiri, antara bercerita untuk menghilangkan kecewanya atau tidak bercerita sebagaimana seorang Diia, "terkadang sesuatu itu harus dilepaskan Diia.." aku melanjutkan messageku, sedikit memaksa namun aku tau ada yang berat disitu. "ga tau harus memulainya Dhil.. ga tau harus bercerita dari mana.. karena semua terkait dan telah banyak kejadian yang terlewatkan.." Diia meratap, aku berpikir kembali, apakah seberat ini bebannya, mengapa aku tidak pernah mengetahuinya bila memang sudah dalam waktu yang lama Diia mengalaminya, "kamu yang tentukan Dii,, yang perlu kamu tau aku siap mendengar dan berbagi sebanyak apapun itu, aku disini.." kembali aku menunggunya menjawab, kusempatkan tubuhku dan mukaku terkena air saat itu, menggosok gigiku kemudian kembali ketempat tidur, namun belum juga Diia membalasnya, membayangkan seorang Diia, dia mempunyai tubuh yang tinggi, badannya proposional, kami senang melihatnya bergaya, selalu ingin tampil beda, lain dari yang lain, Diia yang selalu menghidupkan suasana kami, bernyanyi, tertawa berteriak, Diia sebenarnya biasa saja, memang wajahnya manis dan rambutnya lurus tanpa perlu kesalon sudah bagus dengan sendirinya, entah mengapa daya tariknya luar biasa, saat selalu mengikuti perjalanan hidupnya, Diia selalu beruntung dalam sebuah percintaan, selalu digemari lelaki bahkan saat kami memutuskan untuk menyelusuri kelebihannya kami melihat bahwa apa yang menbuat Diia selalu terlihat menyenangkan dan senang memandangnya, padahal aku tidak percaya iner beauty tapi sepertinya ini berlaku bagi Diia. karena Diia selalu berpacaran dengan Pria-pria yang tampan, keren, dan terkenal dikampus kami bukan sedikit lelaki yang mengejarnya, menyayanginya, tetapi kalau hitunganku tidak salah, hanya 3 laki-laki yang berhasil merebut hatinya selama Diia kuliah bersamaku, Bary adalah yang terakhir, yang dipacarinya justru setelah kelulusan diraihnya.

lama juga aku menunggu jawabannya namun aku yakin lama ini berarti Diia menyiapkan awalan dari ceritanya, aku yakin aku akan mengetahuinya dan dapat membantunya, mungkin bukan saat ini, tetapi aku tetap menunggu balasan messagenya, kalianpun bisa menunggu bersamaku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun