Mohon tunggu...
silmia putri
silmia putri Mohon Tunggu... -

i am positive :-)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Puasa Emosi dan Sebuah Iklan

30 Agustus 2010   21:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya puasa emosi itu jauh lebih sulit daripada puasa lapar dan dahaga. Mungkin juga bagi Anda dan bagi siapapun. Emosi mudah sekali terpancing, bisa emosi ketika melihat orang merokok di jalanan pas waktu “ngabuburit” (ironisnya ) , bisa emosi karena mendengar perkataan orang yang menyinggung, bisa emosi karena kesenggol di pasar (kesenggol mobil truk *itu namanya celaka bukan emosi), atau juga seperti sedangkal saya, emosi karena melihat satu iklan di televisi. Iklan itu sederhana sekali. Iklan sebuah body lotion, yang seperti biasa, memamerkan kehalusan dan kecantikan tubuh wanita. Lebih dari itu, rangkaian cerita di iklan itu juga sederhana sekali : cewek yang tertarik ama cowok, tapi dia kulitnya hitam, terus dia pake body lotion tertentu, dan SIMSALABIM berubah menjadi cewek cantik putih mulus dan seksiiii. Nah pas tanding voli, dia bermain sangat bagus (tapi kalau menurut saya, itulah permainan one woman show). Akhirnya sang cowok yang ditaksir pun jatuh hati, tandanya dengan melirik-lirik, tersenyum sambil mengelus kulit si cewek. TAMAT. Lalu saya emosi. Memang kulit saya hitam, tidak cantik dan tidak seksi seperti cewek itu. Tapi itu bukan alasan saya kenapa saya emosi. Sungguh. Yang saya khawatirkan dari iklan itu dan iklan-iklan lain yang sejenis (yang jumlahnya ratuuusaaaan) adalah begitu dangkalnya pemikiran si pembuat iklan. Ke mana kreatifitas manusia yang katanya begitu kaya raya? Coba kita bayangkan, seorang atlit bola voli yang tanding, pasti sebelumnya sering latihan, apalagi dengan permainan one woman show – nya, pasti dia latihan dengan giat. Apa mungkin latihan voli di bawah terik  sinar matahari  akan membuatnya “cling” seperti habis dipinggit berbulan-bulan? Menurut saya, ini tidak masuk akal. Membuat iklan memang bebas, terserah mau dibuat sedramatis apapun. Selama hidup 20 tahun di Indonesia, memang saya tidak pernah tahu bahwa ada peraturan “dilarang membuat iklan yang tidak masuk akal”. Memang tidak ada peraturan seperti itu. Yang ada, semua iklan dibuat sedramatis mungkin, seajaib mungkin,  yah namanya juga iklan. Tapi kembali lagi pada kreatifitas dan profesionalitas si pembuat iklan. Apa tidak ada usaha mereka untuk membuat iklan yang lebih kreatif dan berbeda dari yang lain? Contoh bagusnya, saya juga pernah melihat iklan body lotion yang menarik. Tidak ada satupun wanita seksi yang memamerkan kulit di iklan itu,  malah memperlihatkan wanita-wanita tua yang kuat, lalu ada slogan “untuk kecantikan indonesia yang abadi” (yah sejenis itulah kata-katanya). Nah, itu yang membuat saya lebih tertarik memakai body lotion tersebut. Setidaknya si pembuat iklan tidak terlalu mengada-ngada, dan kreatif. Begitulah kisah pergulatan emosi saya di puasa Ramadhan kali ini. Memang puasa emosi itu sulit, tapi memang harus selalu ada godaan seperti itu untuk melatih emosi kita, dan kekritisan kita. Semoga ibadah puasa kita diterima Allah SWT, Aamin.

-)
-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun