Mohon tunggu...
Kata Dhiar
Kata Dhiar Mohon Tunggu... Tutor - Mentor

Founder DBODY (The Anatomy Course), Spesialis Anatomi fungsional dan Anatomi Klinis untuk Yoga dan Terapis, Pemegang 21 Sertifikat Anatomi dan Terapi dari luar negeri dan 1 dari Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perbedaan Anatomi Fungsional dan Anatomi Klinis

7 Mei 2024   19:10 Diperbarui: 7 Mei 2024   19:16 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar spreadshirt.ca dioleh secara pribadi

Perbedaan antara anatomi fungsional dan anatomi klinis,

Anatomi fungsional dan anatomi klinis adalah dua pendekatan yang berbeda dalam mempelajari struktur tubuh manusia:

Anatomi Fungsional:

Anatomi fungsional mempelajari struktur tubuh dari sudut pandang fungsionalnya, yang mencakup bagaimana organ, jaringan, dan sistem tubuh bekerja bersama untuk menjalankan fungsi tertentu dalam tubuh. Anatomi fungsional menekankan pada hubungan antara struktur dan fungsi dalam tubuh.

Contoh:

  • Studi tentang bagaimana otot-otot, tulang, dan sendi bekerja bersama dalam sistem muskuloskeletal untuk menghasilkan gerakan.
  • Analisis tentang bagaimana sistem pernapasan, termasuk paru-paru dan bronkus, berfungsi untuk mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida dari tubuh.
  • Penelitian tentang bagaimana sistem pencernaan memproses makanan, menyerap nutrisi, dan mengeluarkan limbah.
  • Pemahaman tentang bagaimana sistem saraf mengirimkan sinyal ke otot-otot untuk mengatur gerakan tubuh.
  • Penelitian tentang bagaimana sistem kardiovaskular mengedarkan darah dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Anatomi Klinis:

Anatomi klinis berkaitan dengan aplikasi praktis anatomi dalam diagnosis, pengobatan, dan pemahaman penyakit atau gangguan pada manusia. Anatomi klinis sering digunakan oleh profesional medis untuk memahami lokasi dan penyebab masalah kesehatan pada pasien. 

Contoh:

  • Pemeriksaan fisik oleh dokter untuk menentukan lokasi dan sifat cedera atau penyakit pada pasien.
  • Penggunaan pencitraan medis seperti MRI, CT scan, atau sinar-X untuk melihat struktur internal tubuh dan mendiagnosis kondisi klinis.
  • Bedah untuk mengobati cedera atau penyakit dengan memahami anatomi tubuh manusia secara detail.
  • Penggunaan anatomi dalam prosedur medis seperti suntikan, pemasangan kateter, atau pembedahan minimal invasif.
  • Pemahaman anatomi untuk meresepkan terapi fisik atau rehabilitasi pasien setelah cedera atau operasi.

Dengan demikian, sementara anatomi fungsional berfokus pada hubungan struktur dan fungsi dalam tubuh, anatomi klinis lebih menekankan pada penerapan praktis anatomi dalam konteks medis untuk diagnosis dan pengobatan. Bagi kalian yang menekuni dunia yoga, sebaiknya mempelajari juga dari sisi Anatomi klinis nya, karena dengan mempelajari anatomi klinis,, kita juga akan memahami permasalahan yang terjadi di dalam tubuh ketika kita melakukan sebuah gerakan fungsiional. Sehingga di dapat sebuah gerakan yang benar benar aman, dan menyehatkan bagi tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun