[caption caption="Sumber Gbr : baitalkamil.org"][/caption]
Banyak dari kita yang tidak membantah manfaat dan kekuatan sedekah namun banyak juga yang masih enggan melakukannya. Ini dikarenakan kita selalu menghitung ‘keuntungan’ sedekah dengan menggunakan kalkulasi dan matematika kita.
Matematika dan akuntansi sedekah menurut alquran dan hadis terkadang sulit kita mengerti dengan matematika biasa. Dibutuhkan keyakinan yang tidak biasa (iman) untuk bisa mempercayainya. Tidak ada istilah rugi dalam bersedekah dan tidak ada yang bangkrut karena bersedekah. Meskipun secara pandangan umum harta kita berkurang ketika melakukan sedekah namun sejatinya dalam kacamata iman harta itu tidak berkurang bahkan bisa bertambah berkali-kali lipat. Ya berkali-kali lipat !!
So jika anda belum bisa mempercayai dan meyakini atau tidak mau belajar mencoba meyakininya saya pikir jangan buang-buang waktu anda yang amat berharga itu dengan melanjutkan membaca artikel ini. Karena waktu lebih berharga daripada hanya sekedar uang.
Dan yang berjanji memberikan balasan yang berlipat itu adalah Allah Azza Wa Jalla, pemilik dan penguasa seluruh alam ini. So siapa diri kita jika tidak mau mempercayainya.
Dalam [QS Al-Baqarah/2: 261] Allah mengatakan : “Orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Dan jaminan tidak bakal rugi dikatakan Allah di QS Al-Baqarah/2: 272 : “Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dirugikan.”
Selain Quran ada banyak hadis juga yang menjamin kelimpahan rezeki dengan sedekah salah duanya adalah Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu ada di Arasy, yang dikirim oleh Allah Azza Wa Jalla kepada setiap hamba sesuai nafkahnya. Maka siapa yang memperbanyak pemberian kepada orang lain, niscaya Allah memperbanyak baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya.”H.R. ad-Daruquthni dari Anas r.a.
Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah berfirman: "Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu." (H.R. Muslim). Niscaya Aku (Allah) akan memberikan nafkah kepadamu. Apa lagi yang perlu kita takutkan jika Allah yang maha kaya yang mau menafkahi kita. Masihkah kita takut miskin dan kekurangan dengan bersedekah. Came on...
Sedekah yang lebih utama adalah menyedekahkan barang atau benda yang paling dicintai. Tentang ini ada sebuah kisah menarik dari seorang dirut sebuah perusahaan yang dililit banyak utang.
Adalah Mulyadi namanya, ia seorang Direktur Utama PT Zebra Nusantara TBk, perusahaan transportasi terbesar di kota Surabaya. Dari kesulitan-kesulitan makro berimbas kepada kesulitan termasuk perusahaan yang dikelolanya. Akumulasi kesulitan itu berakibat terhadap terancamnya aset-aset yang ia miliki. Nilai aset itu hampir Rp 2 miliar, dan akumulasi utang hampir Rp 3 miliar.