Sejak kemunculan pemimpin seperti Jokowi bangsa ini mulai bersemangat dan menaruh harapan besar pada sosok sederhana namun bersahaja ini. Perubahan bagi Indonesia yang lebih baik pun menjadi harapan banyak orang. Meski hal ini masih perlu dipertanyakan apakah cukup hanya dengan seorang Jokowi bangsa ini bisa menyelesaikan masalah-masalahnya yang lumayan kompleks itu. Apakah tidak perlu di ciptakan Jokowi-Jokowi lainnnya. Atau menjadikan diri kita sebagai Jokowi-Jokowi kecil.
Jokowi memang fenomenal, semakin hari semakin besar dukungan dan kecintaan warga terhadap dirinya. Bahkan banyak dari warga yang amat yakin jika Jokowi adalah The Next President Of Indonesia. Jokowi adalah sosok pemimpin yang tidak terlalu banyak berteori dan main tunjuk sana tunjuk sini, ia lebih memilih terjun langsung ke lapangan menemui warganya. Cilakanya, Jokowinya sudah tidak terlalu banyak berteori malah beberapa pengagumnya [pasti bukan anda ya] yang banyak berteori.
Ada kekhawatiran sekempok kecil pengagumnya apakah ia mendapat ijin dari sang Ketum PDIP jika mencalonkan atau didorong untuk mencalonkan diri sebagai presiden nanti. Apakah Mega memberikan ijin atau tidak, apakah Ibu mau berbesar hati mempersilahkan Jokowi untuk maju. Nah disini mulai banyak para pengagumnya yang berteori dan memberikan sejumlah saran tentang plus-minus jika memajukan Jokowi sebagai capres.
Tentunya rata-rata pengagumnya mengharapkan dan menganggap bahwa memajukan Jokowi sebagai capres adalah langkah yang paling baik dan paling benar. Mungkin saja memang begitulah yang benar.
Namun satu hal yang perlu diingat adalah tidak perlu terlalu mengkhawatirkan apakah Mega memberi ijin atau tidak. Karena jika memang Jokowi adalah orang yang paling pantas memimpin bangsa ini 5 tahun kedepan nanti maka entah bagaimana caranya pasti kehidupan akan mendudukkan ia di kursi RI_1, meski Mega atau siapa pun menghalang-halanginya. Begitu pula sebaliknya jika bukan Jokowi orang yang paling pantas menduduki kursi RI_1 maka seberapa kuat pun kita mendorong-dorongnya tetap ia tidak akan bisa menduduki kursi itu.
Ah buat saya, siapa pun yang memimpin bangsa ini tidak terlalu penting, tidak terlalu ya bukan tidak penting, yang terpenting adalah bagaimana agar segenap bangsa ini mau bahu-membahu, saling mendukung [bukan] saling mencela dan menjatuhkan berupaya untuk Indonesia yang lebih baik. Bagaimana setiap dari kita berbuat sesuatu yang ada manfaatnya bagi kemajuan bangsa ini atau paling tidak buat lingkungan sekitar kita.
Gunung tidak akan bisa tinggi kalau tidak ada lereng dan lembah yang mendukung ketinggian gunung. Artinya seberapa hebat pun Jokowi jika tidak ada ‘Jokowi-Jokowi’ lain yang mau memainkan peran kehidupannya sebagai lereng dan lembah maka ketinggian gunung Jokowi tidak akan seberapa tinggi. Malah runtuh bisa!?
Jika saat ini kita menganggap apa yang dilakukan Jokowi adalah contoh terbaik bagi seorang pemimpin maka marilah kita menerapkan cara-cara dan langkah-langkah Jokowi dalam keseharian kita. Minimal untuk memimpin diri sendiri.
Bagaimana mungkin anda menyebutkan diri anda sebagai pengagum Jokowi tapi cara-cara dan tindak tanduk anda bertolak belakang dengan Jokowi. Jokowi itu jarang marah apabila dikritik atau dilecehkan ia lebih banyak diam (tidak berbicara) namun terus bertindak. Tapi coba lihat apa yang dilakukan sebagian para pengagumnya apabila ada yang mengkritik atau mencela Jokowi.
Semoga Indonesia ke depan menjadi Indonesia yang lebih baik dan diperhitungkan oleh negara-negara lain!! Saya orang bijak palsu menulis hanya untuk pembelajaran diri, jika ada yang tidak berkenan dengan apa yang saya tulis dengan segala hormat saya mohon maaf!
Artikel lain :
Bahaya, Jika Jokowi Terlalu Dipuja-puji !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H