Mohon tunggu...
Orang Bijak Palsu
Orang Bijak Palsu Mohon Tunggu... -

Pemerhati Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mario Teguh Benar, Hidup Memang Gampang !?

27 Maret 2012   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:26 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_171105" align="aligncenter" width="453" caption="Sumber:aalmarusy.blogspot.com"][/caption]

Dibeberapa status facebook dan twitter beberapa kali saya jumpai tulisan yang berjudul “Hidup Tidak Segampang Apa Yang Dikatakan Mario Teguh”. Inti dari tulisan tersebut adalah bahwa hidup ini sulit, hidup ini penuh perjuangan dan hidup ini tidak segampang bacotnya para motivator. Apa yang salah dengan tulisan ini, tidak ada. Benar – Salah itu relatif semuanya dikembalikan kepada pribadi masing-masing. Selalu ada dua sisi dari segala sesuatu hal di kehidupan ini. Banyak yang menganggap Mario Teguh benar tapi tidak sedikit juga yang kurang setuju dengan motivator papan atas tersebut. That’s life, kalau tidak begitu bukan hidup namanya.

Karena saya pengagum dualitas mungkin lebih tepat...mungkin...ini mungkin lho, kalau dikatakan: “Hidup kadang-kadang sulit seperti nenek-nenek memasukkan benang ke lubang jarum tetapi kadang-kadang juga teramat mudah seperti membalikkan telapak tangan”. Mau setuju apa tidak sepenuhnya itu adalah hak anda.

Untuk beberapa kasus Mario Teguh benar, hidup ini mudah [dalam beberapa bagian kehidupan]. Sebagai contoh, lebih mudah buat kita mengeritik pemerintahan SBY daripada menghasilkan dan membuat sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negara. Lebih mudah buat kita melihat sisi negatif dari sebuah tulisan dari pada menghasilkan tulisan berkualitas yang bermanfaat bagi banyak orang. Lebih mudah buat kita menyalahkan pemain sepakbola daripada bermain sepakbola dengan baik. Lebih mudah buat kita mengeritik admin daripada mencoba memahami bagaimana posisi admin itu yang sebenarnya [karena kita belum pernah diposisi mereka]. Lebih mudah menyerang orang yang mengeritik kita daripada bersikap bijak menanggapinya.

Selama saya bergabung dikompasiana lebih banyak saya melihat & membaca judul serta tulisan yang mengeritik pemerintah daripada tulisan berkualitas yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini. Mungkin karena saya juga seperti itu ya hehehe. Kan katanya kita dikelompokkan dengan orang-orang yang segolongan dengan kita. Saya tidak mengatakan mengeritik itu perbuatan salah dan tidak baik, kritik amat sangat diperlukan tapi jumlahnya tidak boleh lebih banyak dari orang-orang yang menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesuatu yang dikritiknya itu. Dan menurut saya yang sedang belajar ini idealnya sebuah tulisan kritik juga memaparkan nilai positif dari sesuatu yang di kritiknya itu, ini baru fair. Karena selalu ada sisi positif dari senegatif-negatifnya sesuatu dan selalu ada sisi negatif dari sepositif-positifnya sesuatu.

Terkadang atau mungkin lebih sering kehidupan membuat kita lebih mudah memahami satu sisi daripada kedua sisi dalam setiap dualitas kehidupan.

Artikel lain:Paha Cherry Belle & Bacot Mario Teguh

Bob Sadino Kontra Mario Teguh|| Surat Untuk Mario Teguh... Ketika ‘MT’ Salah || Pedagang Kata-kata Itu Bernama Motivator || Ketika Mario Teguh Dikalahkan Sudjiwo Tedjo & Tukul Arwana ||

1332819197126825677
1332819197126825677

Salam Bijak Palsu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun