Mohon tunggu...
Orang Bijak Palsu
Orang Bijak Palsu Mohon Tunggu... -

Pemerhati Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Surat Untuk Tukul & Pengeritiknya

23 Maret 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:35 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_170325" align="aligncenter" width="400" caption="Sumber Foto:sibukforever.blogspot.com"][/caption]

[Bukan] Empat Mata adalah satu dari sekian banyak acara televisi yang sanggup bertahan dalam kurun waktu yang lama dan mampu menyedot begitu banyak uang masuk. Baik itu ke kocek Trans 7 maupun ke kocek para personil [Bukan] Empat Mata. Salah satu rahasianya terletak pada hostnya yang katrok, lugu dan apa adanya. Diluar dugaan sebelumnya ternyata ke-katrok-an dan keluguan seorang Tukul punya nilai jual yang luar biasa. Sebelum acara ini dibuat sulit memprediksi bahwa acara ini bakal menuai sukses luar biasa seperti sekarang. Yah itulah hidup selalu ada saja hal-hal luar biasa yang terkadang sulit dimengerti oleh manusia. Meminjam kalimatnya Gede Prama, seorang penutur kejernihan bahwa "bila ada sesuatu yang belum bisa dimengerti, kemungkinan ia jauh diatas kemampuan pikiran untuk bisa mengerti. Atau sebaliknya terlalu sederhana untuk bisa memuaskan kerumitan pikiran". Ujian dan godaan selalu hadir dan datang dalam kehidupan manusia. Baik yang sedang menderita maupun yang berbahagia. Yang sedang berjuang maupun yang sudah sukses seperti seorang Tukul Arwana. Akhir-akhir ini saya banyak membaca terutama dikolom pembaca yang mulai kurang senang atau sudah tidak tertarik sama sekali dengan model lawakan Tukul di [Bukan] Empat Mata, selanjutnya disebut BEM. Memang ini wajar terjadi didunia yang kerap menghadirkan dualitas ini. Ada yang suka pasti ada yang tidak suka, ada yang tertawa pasti ada yang melengos. Cuma kalau jumlah yang tidak sukanya bertambah dan bertambah terus ini bahaya buat BEM dan Tukul Arwana. Ketidaksukaan para pembaca ini terutama pada cara Tukul dalam memberlakukan bintang tamunya yang cenderung meremehkan, menghina dan melecehkan serta tertawa yang cenderung dilebih-lebihkan. Ini amat mengganggu dan memuakkan bagi mereka. Walaupun sebagian orang lagi tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang mengganggu malah menghibur dan mereka bisa tertawa terbahak-bahak...hahahaha. That's life. Saya pikir acara yang sudah memberi banyak manfaat pada seluruh orang yang terlibat dan terkait didalamnya ini perlu juga menyikapi kritik-kritik diatas agar acara ini bisa tetap bertahan dan citra seorang Tukul bisa terpelihara [ayam kalee hehehe]. Walaupun tidak menjamin mereka bakal nonton BEM jika trans 7 dan tim kreatif BEM mendengarkan kritikan mereka. Minimal kualitas dari acara ini bisa lebih baik dan bisa menjadi tuntunan bukan hanya sekedar tontonan. Walaupun jika anda mau cuek sangat bisa diterima karena rata-rata dari pengeritik itu bukan penggemar setianya BEM. Untuk para pengeritik, saya pikir sulit memenuhi semua kritikan anda karena jika acara BEM sesuai dengan apa yang anda mau maka penontonnya jadi sedikit bahkan mungkin tidak mencukupi untuk biaya produksi. Karena orang yang menginginkan lawakan yang anda maksud jumlahnya saat ini masih terbatas. Dan pelawak-pelawak seperti yang anda inginkan itu mungkin belum dilahirkan lagi oleh bumi Indonesia tercinta ini. Kita dirumah mungkin lebih enak berkomentar, kalau kita jadi Tukul mungkin akan sama karena godaan dan ujian orang YANG SEDANG... itu lebih berat daripada YANG TIDAK SEDANG...!? Boleh-boleh saja kritik asal tidak terlalu menjustifikasi. Kalau anda heran melihat sesuatu yang belum bisa anda mengerti itu bukan berarti anda benar. Saya pribadi juga sering menonton acara ini dan sesekali bisa menjadi hiburan ditengah penatnya rutinitas menjalani kehidupan. Terlepas dari ada beberapa bagian yang saya tidak suka tapi tetap berusaha menikmati bagian-bagian yang saya suka. Kadangkala saya juga heran dan tidak mengerti kenapa saya bisa tertawa terbahak-bahak untuk hal yang sederhana dan biasa. That's life. Jika ada bagian dari sebuah acara yang tidak kita suka itu tidak berarti kita harus tidak menonton keseluruhan acara. Itu kalau saya...mungkin anda beda!? Karena hidup adalah pilihan-pilihan. Note: Semua tulisan dalam artikel ini boleh anda lupakan kecuali satu yang dikatakan Gede Prama ^_^ Salam Bijak Palsu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun