Mohon tunggu...
Zulkifli Harahap
Zulkifli Harahap Mohon Tunggu... -

MUALLAF yang menulis hanya sekedar untuk meluruskan sebisa mungkin. “None could be a Muslim if he mistreated a non-Muslim since The Prophet asws (alayhi as-shalawatu wa as-salamu) has warned us that he would be a personal pleader for a non-Muslim who has been wronged in the Islamic state.”\r\n\r\nFaisal bin Abdulaziz Al Saud (1906 – 1975)\r\n Penafi: Karena sejak SD tugas-tugas mengarang merupakan tugas yang saya takuti, apa yang saya tulis dalam ini adalah jiplakan tulisan orang lain. Dan, karena Kompansiana ini bulanlah jurnal ilmiah, sumber tulisan jiplakan saya tidak dicantumkan; dengan Internet, para pembaca bisa menelusurinya sendiri jika memang ingin informasi yang lebih lengkap.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penganut Islam Berimprovisasi Ketika Berdoa di Gereja pada Malam Tahun Baru 2017

1 Januari 2017   23:17 Diperbarui: 2 Januari 2017   00:13 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kan nyanyi dan doa orang di gereja?” katanya lagi.

“Tadi lihat gak, ada syair yang diproyeksikan ke dinding mihrab (?).” Saya ceritakan improvisasi saya di atas.

“Terus waktu berdoa”?

“Itu gampang. Teman-teman si Mem (panggilan untuk gurunya) berdoa menghadap Tuhan mereka, ayah juga berdoa menghadap Tuhan kita.

Emangnya gak boleh?” saya tanya dia kembali.

Untuk pertanyaan ini dia tidak tidak menjawab, dia lebih memilih pergi ke kamarnya untuk bersalin pakaian.

Dia pun tidur, saya pun menggeletakkan diri di tempat tidur.

Paginya, saya masih bertuhankan Allah SWT sebagaimana yang tercetak KTP yang tentunya tidak akan berubah jika belum diubah pada penggantian KTP berikutnya.

Syukur alhamdulillah, Allah membantu umatnya berimprovisasi dalam suasana “tadosak” (terdesak, Melayu. Si guru dan teman-temannya senang, anak saya mendapat pembelajaran bagaimana berbaur di masyarakat yang multi-segalanya. Ini pun sangat patu disyukuri! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun