Proses pengeksitan WAG Muslim yang kedua lebih menyecepat kilat lagi.
Karena salah seorang anggota WAG ini menganggap bahwa MUI salah satu lembaga tinggi negara, dlm satu komentar dlm WAG tersebut saya sangaja menuliskan "LSM MUI." Salah seorang administratornya naik pitam dan bertanya mengapa saya menuliskan "LSM" pada MUI dan dia menyatakan bahwa dia belum pernah membaca seperti itu sebelumnya. Saya jawab untuk menegaskan bahwa MUI bukanlah lembaga resmi negara. Tidak ada komentar lebih lanjut dari dia; beberapa saat saya hendak menulis komentar rupanya saya sudah dieksitkan.
Dua hari ini (1-2 September 2017) WAG yang saya cukup aktif mengikutinya sedang membahas Rohingya. Biasalah, bermunculan copas yang pro Rohingya. Beberapa saya tanggapi dengan beberapa alasan yang MUNGKIN membuat tentara/lasykar Myanmar bertindak seperti itu. Salah seorang langsung eksit dan katanya dia hendak mencari tempat yang sehati. Pagi ini ada satu komentar dari salah seorang anggota yang menyatakan k sayang, salah seorang yang vokal dalam ukhuwah islamiyah telah keluar hanya karena seorang munafiqun. Ini pun tampaknya merupakan tanda-tanda hari kiamat bagiku dlm WAG itu. Rupanya, jika ada orang yang tidak sependapat dengan mereka, yang bersangkutan adalah munafiqun. Lebih baiklah dicap munafikun dari pada menjadi muqallid!
Mudah-mudahan tidak diminta exit pula dari Kompasiana ini, amin . . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H