Mohon tunggu...
Zulkifli Harahap
Zulkifli Harahap Mohon Tunggu... -

MUALLAF yang menulis hanya sekedar untuk meluruskan sebisa mungkin. “None could be a Muslim if he mistreated a non-Muslim since The Prophet asws (alayhi as-shalawatu wa as-salamu) has warned us that he would be a personal pleader for a non-Muslim who has been wronged in the Islamic state.”\r\n\r\nFaisal bin Abdulaziz Al Saud (1906 – 1975)\r\n Penafi: Karena sejak SD tugas-tugas mengarang merupakan tugas yang saya takuti, apa yang saya tulis dalam ini adalah jiplakan tulisan orang lain. Dan, karena Kompansiana ini bulanlah jurnal ilmiah, sumber tulisan jiplakan saya tidak dicantumkan; dengan Internet, para pembaca bisa menelusurinya sendiri jika memang ingin informasi yang lebih lengkap.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbahaya: Hati-hati Menggoreng Telur Rebus

26 Mei 2014   21:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal sepele bisa menjadi besar, tidak peduli apakah itu cuma di dapur. Ledakan bukan saja disebabkan oleh tabung elpiji, tetapi bisa juga disebabkan oleh telur.

Lauk rantangan saya hari ini salah satunya sambal telur bulat. Karena sambalnya enak, saya ingin menambah sendiri telur bulatnya. Karena terburu-buru merebusnya, ada tiga telur yang sebagian masih lembek. Dua di antaranya masih aman digoreng ke dalam wajan yang minyak cukup untuk membuat separuh telurnya terendam minyak goreng. Bagian yang lembek ini saya tempatkan di bagian atas dengan maksud agar bagian kuning telurnya berangsur-angsur mengeras dari bawah sampai ke atas. Telur yang ketiga agak parah. Bagian yang lembek agak banyak. Nah, ini dia yang membuat masalah!

Takut kalau bagian yang lembeknya keluar jika bagian ini saya buat di atas minyak, bagian lembek telur ini saya buat di sebelah bawah, jadi langsung bersentuhan dengan logam wajan yang puanas. Tentu saja permukaannya menjadi keras. Akibatnya, seluruh putih telur menjadi tertutup, sementara bagian kuning telur yang sebagian masih encer akan terus dipanaskan. Telur encer mengandung air. Nah akibat pemanasan, suhu uap air ini menjadi naik yang, sesuai dengan kaidah fisika, akan menaikkan tekanan uap airnya. Dus . . . akhirnya tekanan uap air ini cukup kuat untuk memecahkan putih telur yang seolah menjadi wadah sebuah bom. Kekuatan ledakan telur itu cukup untuk mengangkat sebagian minyak goreng dari dalam wajan ke udara.

Alhamdulillah, notebook saya jadi penyelamat karena saya meninggalkan si telur yang digoreng tadi dengan jemari tangan ada di atas papan ketik notebook. Kalau tidak, saya akan disiram hujan minyak goreng panas!

Dari kejadian ini, pastikanlah bahwa telur rebus Anda sudah benar-benar matang sehingga tidak ada lagi bagian kuning telur yang cair. Makin banyak bagian kuning telur yang cair, semakin kuat daya ledak si telur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun