Mohon tunggu...
Arif Adrian Pabiseang
Arif Adrian Pabiseang Mohon Tunggu... -

Menulis dan menulis....

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Tidak Ada” Baliho di Pemilukada Bolaang Mongondow Utara

19 Maret 2013   01:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:32 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana di daerah lain, nun jauh di bagian utara propinsi Sulawesi Utara satu kabupaten bernama Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sedang menghadapi pesta demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA), Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang resmi di akui sejak 4 tahun lalu. Kabupaten Bolaang Mongondow utara memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat tinggi dan menjadi andalan daerah ini.

PEMILUKADA di beberapa daerah atribut adalah senjata ampuh untuk menarik simpati masyarakat, kehadiran atribut berupa BALIHO, KALENDER, SPANDUK, STIKER, KARTU NAMA bahkan pernak-pernik bergambar pasangan calon seperti TAS, JAM DINDING, BAJU KAOS, TOPI dan lain-lain seakan menjadi garansi kemenangan, atribut menjadi sarana efektif untuk membangun image para pasangan calon. Atribut Pemilukada mampu “merubah” orang sangar menjadi pribadi yang banyak tersenyum, Koruptor di tampilkan menjadi sosok yang bersih, berintegritas, cerdas dan amanah, bahkan pasangan calon yang sholat Jum’at pun tidak pernah tiba-tiba saja berpenampilan layaknya Ustadz lengkap dengan kalungan sorban.

Tapi jangan membayangkan hal itu terjadi di Bolaang Mongondow Utara, sampai menjelang tanggal 8 Mei 2013 (hari pencoblosan) tidak ada hambur-hamburan atribut secara massif, PEMILUKADA hanya menjadi perbincangan yang hangat di group media social setempat dan “bisik-bisik tetangga” para pasangan calon sepertinya bersepakat bahwa atribut bukanlah hal penting untuk terlalu di tonjolkan. Padahal kontestan yang maju dalam PEMILUKADA Bolaang Mongondow Utara kali ini bukanlah main-main untuk ukuran daerah ini :


  1. Pasangan Nomor Urut 1 : Depri Pontoh-Suriansyah Korompot adalah pasangan yang sedang menjabat sebagai wakil bupati incumbent dan anggota DPRD Bolmong Utara dan diusung PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
  2. Pasangan Nomor Urut 2 : Hamka SH, MAP-Fellix Adrry Mende, pasangan ini “lebih gila” lagi karena tak selembar atribut pun yang ditemui dilapangan, bahkan walau hanya selembar kartu nama. Jabatan terakhir Hamka adalah Kepala Inspektorat Bolmong Utara sedangkan pasangannya Fellix adalah pengusaha. Pasangan ini diusung PARTAI GABUNGAN yang di motori oleh PARTAI HANURA
  3. Pasangan Nomor Urut 3 Karel Bangko-Christophel Buhang adalah pasangan Ketua DPRD dan Wakil Ketua DPRD incumbent Bolmong Utara, partai pengusung pasangan ini pun bukan main-main yaitu PARTAI GOLKAR dan PDI PERJUANGAN.
  4. Pasangan Nomor Urut 4 Hamdan Datunsolang – Farid Lauma ini adalah pasangan Bupati incumbent dan anggota DPRD Propinsi Sulawesi Utara, mungkin ini adalah pasangan paling “berdompet tebal” dan diusung oleh PAN, PKS, GERINDRA dan PARTAI DEMOKRAT.

Atribut beredar di Bolaang Mongondow Utara hanyalah bendera partai pengusung yang memang biasanya menjadi inventaris partai, Baliho dan atribut lain hampir tidak ada, kalaupun ada itu sangat minimal dan tak sampai 50 lembar per pasangan. Bolaang Mongondow Utara tetap menjadi Indah dan sedap dipandang mata meski hari pencoblosan semakin dekat, tak ada pohon yang dipaku dengan atribut, tidak ada tiang listrik atau sarana umum lain menjadi kotor oleh stiker pasangan calon, inilah PEMILUKADA yang benar-benar berwawasan lingkungan.

Hikmah lain dari ‘PEMILUKADA TANPA ATRIBUT” khas Bolaang Mongondow Utara ini adalah, semua pasangan calon mengarungi kompetisi PEMILUKADA dengan anggaran yang minimal sehingga siapapun terpilih tidak akan memiliki beban “kembali modal”, toh mereka terpilih dengan modal yang sedikit dan tak sampai miliaran rupiah. Tak ada juga beban “balasa jasa” karena melihat kondisi dilapangan hampir dipastikan tidak ada cukong politik yang bermain, cukong politik sangat berbahaya karena berpotensi menguasai dan mencengkeramkan gurita bisnisnya di Bolaang Mongondow Utara.

Kehebatan lain dari PEMILUKADA Bolaang Mongondow Utara adalah sampai menjelang hari pencoblosan tidak ada satu kalipun aksi kekerasan atau intimidasi fisik yang terjadi antar pendukung tim, debat-debat yang berlangsung masih dalam tataran normal dan di toleransi, Bupati dan Wakil Bupati yang sedang bersaning tetap bekerja dengan normal, bahkan ada baliho ajakan melaksanakan PEMILUKADA damai yang menampilkan foto berpasangan Bupati dan Wakil Bupati yang sedang bersaing itu.

Semoga PEMILUKADA Bolmong Utara bisa menjadi acuan nasional sebagai PEMILUKADA yang sehat, karena seperti kata Bibit Samad Rianto (Mantan Komisioner KPK) bahwa korupsi sebenarnya terjadi karena dipicu oleh tingginya ongkos politik.

Selamat Berpesta Demokrasi Bolaang Mongondo Utara….

Penulis adalah warga masyarakat Bolaang Mongondow Utara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun