Mulai dari Diri: Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Oleh: Kasum, S.Pd.I
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
SMK Negeri 4 Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Memulai berselancar dengan LMS Pendidikan Guru Penggerak, mempelajari Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional, saya melakukan refleksi dengan menjawab beberapa pertanyaan di LMS, sebagai berikut:
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Jawaban:
Kejadian yang pernah saya alami adalah saat terpilih sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, terjadi pada bulan Oktober 2010. Pada saat itu kepala sekolah melakukan perubahan mekanisme pengangkatan tugas tambahan pegawai sebagai wakil kepala sekolah melalui mekanisme pemilihan oleh seluruh warga sekolah, yang sebelumnya beulm pernah dilakukan oleh kepala sekolah.
Saya merefleksikan peristiwa tersebut, karena ada beberapa hal yang saya maknai sebagai sebuah pelajaran dalam perjalanan saya menjadi sebagai seorang guru, diantaranya: 1) kesiapan untuk menghadapi dan mengadaptasi setiap perubahan yang terjadi; 2) kesiapan untuk melaksanakan tugas-tugas kedinasan dalam berbagai situasi dan kondisi apapun; 3) pentingnya komunikasi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan di sekolah; 4) pentingnya pemberdayaan komunitas praktisi di sekolah; dan 5) pentingnya penguatan dan pengembangan kompetensi diri.
Peristiwa yang pernah saya alami yang dirasa sebagai sebuah kesulitan adalah pada saat saya terpilih dalam proses pemilihan wakil kepala sekolah dalam forum rapat dewan guru. Pada saat itu saya bertanya-tanya dalam hati kenapa saya yang terpilih, sementara saya terbilang pegawai baru dengan masa kerja kurang lebih 1 tahun sebagai ASN di sekolah yang saya tempati bekerja. Saya terpilih menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum, yang memiliki tanggung jawab dalam merancang kurikulum sekolah, memetakan guru mata pelajaran, menyusun jadwal pelajaran dan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan bidang kurikulum. Bidang kurikulum diibaratkan sebagai "jantungnya sekolah", jika jantungnya berhenti, maka akan dipastikan pembelajaran di sekolah tidak akan berjalan. "Tugas yang sangat berat", kalimat pertama dalam hati saya sesaat setelah terpilih sebagai wakasek bidang kurikulum.
Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?
Mulai bekerja sabagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, saya bingung dan kesulitan harus memulai dari mana. Akhirnya saya menghadap kepada kepala sekolah untuk meminta arahan dan bimbingannya dalam melaksanakan tugas sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Kepala sekolah menyarankan untuk berkomunikasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum lama atau dengan sekolah yang lain yang tergabung dalam forum wakil kepala sekolah bidang kurikulum kabupaten.
Atas saran dan arahan dari kepala sekolah tersebut, saya mendapatkan pencerahan dengan banyak bertanya kepada wakil kepala sekolah yang lama dan aktif di forum wakil kepala sekolah bidang kurikulum kabupaten untuk berdiskusi dan sharing pengalaman dalam pelaksanaan tugas kurikulum di sekolah.
Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
Jawaban:
Hal terpenting yang saya pelajari dari krisis yang dialami: 1) Kesiapan diri untuk menghadapi berbagai tantangan; 2) Pentingnya komunikasi dan kolaborasi; 3) Mengutamakan pola pikir positif (positive thinking); 4) Pentingnya kerjasama tim yang solid.
Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?
Jawaban:
Dampak pengelolaan krisis terhadap diri saya dalam menjalankan peran sebagai pendidik:Â
Dampak yang saya rasakan dari krisis yang dialami diantaranya adalah, 1) saya semakin matang dalam menjalankan peran saya sebagai pendidik dan menjalankan tugas-tugas kedinasan lainya; 2) terbuka dengan segala kemungkinan dari berbagai perubahan yang terjadi; 3) membuka diri untuk berdiskusi dan sharing pengalaman praktik baik di komunitas praktisi, khususnya di sekolah; 4). pentingnya untuk mengembangkan diri agar lebih siap menghadapi perubahan.
Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.
Jawaban:
Setuju.
Peserta didik akan memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna, kompetensi dan karakternya akan terbentuk dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dari salah satu contoh peserta didik yang dalam kesehariannya di sekolah ketika berhubungan dengan teman dan guru serta warga sekolah lainnya menunjukan sikap yang saling menghargai dan menghormati, aktif dan berkarya dalam belajar, disiplin, dan karakter positif lainnya yang bisa teramati.
Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?
Jawaban:
Dari kedua refleksi tersebut, saya menyimpulkan bahwa hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis diri saya dan pembelajaran peserta diri saya adalah pentingnya membangun pola pikir positif (positive thinking) dalam membangun hubungan dengan rekan sejwat dan hubungan dengan peserta didik. Hal ini menurut saya akan memperkuat jalinan hubungan sosial dan emosional diantara kedua belah pihak yang berhubungan, sehingga keduanya akan saling mendukung dalam menyelesaikan dan keluar dari krisis untuk bangkit dan lebih optimal dalam menjalankan peran diri masing-masing.
Harapan dan Ekspektasi
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi diri sendiri ?
Jawaban:
Harapan diri saya:
Saya memiliki harapan, diri saya: 1) dapat menjalankan peran saya sebagai pendidik yang berpihak kepada peserta didik; 2) dapat menginspirasi rekan sejawat dalam pembelajaran di sekolah; 3) dapat menggerakan komunitas praktisi di sekolah untuk berbagi praktik baik; 4) dapat menjadi panutan dan fasilitator peserta didik dalam proses pembelajaran; 5) dapat menumbuhkan pola pikir yang terus bertumbuh (growt mindset) di lingkungan komunitas pembelajaran.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda ?
Jawaban:
Harapan bagi murid-murid saya:
Saya mengharapkan murid-murid yang: 1) murid-murid yang memiliki budi pekerti luhur; 2) murid-murid yang memiliki jiwa pembelajar sepanjang hayat; 3) murid-murid yang kompeten dan berkarakter profil pelajar Pancasila; 4) murid-murid yang tangguh dan survival dalam menjalani proses belajar berkehidupan.
Terimakasih
Salam Sehat dan Bahagia
Sumber Rujukan:
Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H