Mohon tunggu...
kastuari property
kastuari property Mohon Tunggu... Editor - Jasa Desain Rumah

Mengerjakan beberapa jasa perencanaan dan pelaksanaan fisik, seperti arsitektur, struktur hingga mekanikal elektrikal www.kastuari.id Konsultasi Arsitek : 081219995707 (Whatsapp)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ciri Arsitektur Candi dan Sejarah Relief Candi Borobudur

20 Juli 2020   11:26 Diperbarui: 20 Juli 2020   11:25 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Desain arsitektur di masa abad ke- 9 di Jawa bisa dikatakan sangat ultimate dalam pertumbuhan candi di Indonesia. Desain Borobudur misalnya, menggambarkan terdapatnya inovasi berpikir yang mencampurkan tradisi lokal serta global. Tradisi lokal dari pemakaian kembali punden berundak, khas bangunan purba di Indonesia.

Sebaliknya dari ukuran gigantik, Borobudur memakai teknologi konstruksi tidak biasa. Di samping aspek teknologi, aspek pengadaan, pemindahan material, serta pengolahannya menggambarkan tingkatan kesusahan tertentu.

Inovasi lebih lanjut terdapat pada candi Prambanan. Bila Borobudur bangunan masif tidak berongga, Prambanan memiliki rongga serta ruangan. Bangunan berongga memanglah terdapat pada candi- candi di Dieng serta Gedong Songo, tetapi dengan 4 ruang serta ukuran besar dan ketinggian setara Borobudur, ini belum terdapat presedennya.

Prambanan merupakan bangunan besar awal di Indonesia, apalagi di Asia Tenggara. Konstruksinya perlu transformasi teknologi, spesialnya dari candi kecil ke candi- candi besar. Sebaliknya di era itu, pasti belum terdapat perlengkapan semacam crane buat membangun bangunan setinggi 47 m. Prambanan dibentuk abad ke- 12,berarti 2 abad lebih dini dari Angkor Wat. Penemuan ini diharapkan bisa menggugah penghargaan terhadap rasa serta perilaku nasionalisme, lewat tradisi Indonesia dalam perihal arsitektur, baik secara umum untuk para sejarawan, arkeolog, serta sebagainya, ataupun untuk para arsitek serta akademisi- akademisi arsitektur Indonesia.

Karena, pengaruh global saat ini sudah banyak mempengaruhi kita dengan style arsitektur asing. Sementara itu, pada masa kemudian, Indonesia sempat jadi pusat peradaban arsitektur yang kokoh serta jadi referensi di Asia Tenggara.

Para ahli, lewat temuannya menimpa kuatnya eksistensi candi Jawa di Asia Tenggara yang teruji menginspirasi hingga Kamboja, berharap bisa digunakan bagaikan refleksi untuk arsitektur serta arsitek Indonesia dikala ini dalam berkreasi. Arsitek Indonesia mesti sanggup meningkatkan kemampuan lokal ke- Indonesia- an serta mengimplementasikannya pada bangunan modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun