Lina: Selain banyak batubara dan pertambangan lain, kita butuh menilik sumber lain. Nuklir dengan penanganan baik dapat berdampak besar. Indonesia kurang memberdayakan mahasiswa UGM Teknik Nuklir, karena yang bersangkutan malah mengembangkan nuklir di luar negeri. Kalau geothermal sudah ada di Indonesia. Untuk radiologi/kesehatan sudah ada, jadi bisa dikembangkan untuk energi.
Sultan: Stigma nuklir kapan bisa diwujudkan? Tahun berapa? Bagaimana?
Anita: Bisa dikembangkan di Kalimantan, karena jumlah penduduk sedikit dan aman, perekonomian lebih kecil. Meski banyak batu bara, Kalimantan hanya ada sektor pertambangan.
Christian: Potensi nuklir di Papua, Mamuju, dan Singkep, semua macam energi ada resikonya. Jepang saja mengembangkan nuklir. Baik minyak bumi, gas, dan lain lain, juga mempunyai dampak negatif. Karena yg di Porong itu juga terjadi kegagalan.
Syarif: Fokus ke SDM.
Tangkere: Diarahkan jangka panjang, dari investasi dulu dan dimulai public private partnership.
Rama: Pro persepsi masyarakat yang dekat dengan Nagasaki dan Hirosima. Kekhawatirannya berlebihan. Sampai sekarang belum ada rencana menanggulangi, di Jepang bahkan ikan termutasi.
Felicia: Perlu mitigasi bencana di Indonesia, kalau di Jogja ada komunitas tapi hanya gempa bumi. Kalau yang nuklir belum ada, gimana cara menanggulangi bencana. Kalau ke arah radiologi, dilihat dulu mau diarahin kemana, ingin diarahkan ke rumah sakit atau bagaimana, karena banyak macem dan efeknya, kalau tidak hati-hati bisa menyebabkan kanker. Kalau yg nuklir jadi bom, bagaimana efeknya, manfaat dan efek negatif besar mana.
Zaki: Persepsi masyarakat sarat melihat nuklir itu buruk. Eksposure-nya hanya dilihat dari perang. Kita harus melihat ke Rusia, yang sangat dependent kepada nuklir. Rusia juga nanggung resiko Chernobyl, nuklir yang digunakan untuk perang, yang mitigasinya lebih sulit daripada untuk energi.Â
Misal kalau ada sirine, tapi kalau perang tidak ada. Jadi kita harus menimbang counter measures seperti peringatan dini, atau badan koreksi chemical bionomical radioactive nuclear sebagai tim yang merespon hal-hal seperti itu.
Haryo: Mengenai politik, mengingatkan bagaimanapun kondisi suatu Negara, ingin memakai batu bara atau apapun, kalau penguasa masih tergantung pada sektor tambang, kita tidak bisa menyepelekan kebijakan pemerintah yang tidak suportif.Â