Penulis: I Komang Raditya Putra Pratama
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu dari 35 negara di dunia dengan potensi risiko bencana tinggi. Pada tahun 2018, BNPB menyebutkan bahwa 90 persen bencana yang terjadi adalah bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca atau bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi tidak terlepas dari perubahan iklim atau climate change.Â
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Hujan Bulan Juni -- Sapardi Djoko Damono
Puisi indah dengan tajuk "Hujan Bulan Juni" karya penyair legenda Indonesia, Sapardi Djoko Damono, berhasil menyentuh hati orang yang membacanya. Namun, masyarakat era 1900an akan berpikir bahwa judul karya ini cukup hanyalah imajinasi penulis. Bagaimana tidak, fenomena hujan yang turun di bulan Juni telah "menyalahi" periode musim karena musim hujan seharusnya ada pada rentang bulan Oktober hingga Maret. Namun, "Hujan Bulan Juni" telah benar-benar terjadi. Fenomena ini menjadi sinyal perubahan iklim yang mengganggu keseimbangan alam dan menyebabkan berbagai bencana ekologis.Â
Manusia menjadi aktor yang "bersalah" untuk terjadinya perubahan iklim. Tanpa mereka sadari, perubahan iklim yang mereka sebabkan berdampak langsung pada kemalangan kualitas hidup generasi mendatang.
Perubahan iklim mengarah pada fenomena kekeringan dan kelangkaan air yang merusak proses dan kualitas hasil pertanian. Selain itu, tidak dapat diprediksinya pergantian iklim menyebabkan kesulitan petani untuk menentukan jadwal tanam dan panen sehingga menyebabkan kegagalan panen. Dengan demikian, perubahan iklim secara signifikan menyebabkan terganggunya produksi pangan yang berujung pada tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak-anak di masa depan.Â
Kualitas hidup terkait kesehatan masyarakat juga terancam oleh perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam, seperti badai, banjir, kebakaran hutan, dan gelombang panas yang meningkatkan risiko kasus penyakit menular, gangguan pernapasan, dan kasus kesehatan lainnya.Â
Proses perekonomian yang menjadi modal dasar bertahan hidup juga didisrupsi oleh perubahan iklim. Aktivitas sektor-sektor ekonomi tertentu, seperti pariwisata dan industri berbasis sumber daya alam akan terganggu dan sulit diatasi akibat kesulitan diprediksinya perubahan iklim atau dampaknya yang masif.Â
Kemunculan perubahan iklim menjadi sinyal ancaman kualitas hidup generasi mendatang. Kehidupan mereka yang tidak bersalah diancam oleh "dosa" masyarakat di masa lalu.Â
Sumber:
https://doi.org/10.33369/pendipa.6.2.541-546Â
https://intan.e-journal.id/agroindustri/article/download/36/26Â
https://repository.unpar.ac.id/handle/123456789/1200Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H