Mohon tunggu...
Mini Kajian (KPK)
Mini Kajian (KPK) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Departemen Kajian Aksi Strategis dan Advokasi BEM KM Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kertas Putih Kastrat (KPK) merupakan "Mini" Kajian dari Departemen Kajian Aksi Strategis dan Advokasi (KASTRAD) BEM KM Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Instagram : @bemkmfkunjani / @fkunjaniofficial Email : Kastrat.bemfkunjani@gmail.com #BemAnagataBaswara #Kastradbumi #MiniKajian

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Heboh Mahasiswi 20 Tahun yang Sering Begadang Terkena Stroke, Bagaimana Bisa?

4 Juli 2022   15:56 Diperbarui: 23 Juli 2022   20:29 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olsza Dhea Laurani (20 tahun), mahasiswi kedokteran yang menderita penyakit stroke hingga sempat koma akibat sering begadang. (Foto: olszae/Instagram)

 “Aku gatal-gatal di sini (dada), terus kepalaku sering sakit yang bagian belakang sini, terus mataku begini, jelek banget. Itu namanya ptosis, guys. Jadi ptosis tuh kayak kita nggak kuat angkat mata, nggak bisa melek gini,” jawabnya. “Jadi walaupun aku melek pun aku kayak gini, guys (mata setengah terbuka)… nggak bisa melek,” lanjutnya. “Dan singkat cerita, aku masuk ICU dan habis itu dilakukan pemeriksaan MRI, di-scan kepalaku terus habis itu hasilnya adalah kayak gini (menunjukkan hasil MRI),” tambahnya. “Gambaran CVST yang mana kepanjangannya itu Cerebral Vein Sinus Thrombosis. Berarti ada thrombosis di dalam pembuluh darah di otakku,” jelas Olsza.

Penjelasan Atas Kondisi yang Dialami Olsza Menurut Kacamata Medis: Benarkah Kurang Tidur Dapat Menimbulkan Stroke?

Tidur adalah bagian tidak terpisahkan dari hidup, sama seperti kebutuhan untuk makan dan bereproduksi. Manusia menghabiskan hampir 1/3 bagian dari kehidupannya untuk tidur. Tidur nyenyak menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga kebugaran tubuh. Tidur nyenyak memberikan manfaat terbaik untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional. Saat kita tidur, tubuh kita memiliki kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri. Tidur juga memberikan sejumlah manfaat, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan mood dan mengurangi stress, meningkatkan fungsi memori dan pertumbuhan sel, meningkatkan produktivitas, menjaga kesehatan otak dan kardiovaskular serta memperbaiki jaringan dan pemulihan otot.

Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi, penurunan sistem imun, dan stroke.

Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis disebabkan cedera fokal akut pada susunan saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark serebral, perdarahan intraserebral (ICH), dan perdarahan subarachnoid (SAH), dan merupakan penyebab utama dari kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Menurut World Health Organisation (WHO), stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan fokal pada otak dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih. Klasifikasi stroke dibagi menjadi 3 yaitu stroke iskemik, stroke hemoragik, dan TIA (Transient Ischemic Attack). Stroke iskemik disebabkan oleh trombus pembuluh darah otak akibat aterosklerosis, maupun penyakit pembuluh darah kecil di otak. Stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah akibat aterosklerosis maupun peningkatan tekanan darah yang tak terkontrol. TIA merupakan defisit neurologis yang berlangsung dalam kurang dari 24 jam karena iskemik fokal di otak atau mata.

Gangguan kualitas tidur dalam beberapa tahun terakhir ini dipandang sebagai faktor potensial penyebab terjadinya stroke. Menurut A. Ferren et. al., tidur yang cukup penting untuk melindungi metabolisme energi sel otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan tidur berkaitan erat dengan faktor-faktor risiko stroke seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas. Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur dapat merusak memori dan kemampuan kognitif, jika hal ini berlanjut hingga bertahun-tahun maka akan berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, hingga masalah psikologis seperti depresi dan gangguan perasaan lain. Apabila tekanan darah di otak sudah tinggi, kemungkinan akan terjadinya pendarahan meningkat dan resiko terjadinya stroke pun meningkat. Studi yang dilakukan oleh Shunqing Zhang et. al. pada tahun 2014 menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan kejadian stroke iskemik pada usia 18-45 tahun.

Rangkuman 

Tidur nyenyak menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga kebugaran tubuh. Tidur nyenyak memberikan manfaat terbaik untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional. Saat kita tidur, tubuh kita memiliki kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri.  Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi, penurunan sistem imun, dan stroke.

Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis disebabkan cedera fokal akut pada susunan saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark serebral, perdarahan intraserebral (ICH), dan perdarahan subarachnoid (SAH), dan merupakan penyebab utama dari kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Gangguan kualitas tidur dalam beberapa tahun terakhir ini dipandang sebagai faktor potensial penyebab terjadinya stroke.

Menurut A. Ferren et. al., tidur yang cukup penting untuk melindungi metabolisme energi sel otak. Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur dapat merusak memori dan kemampuan kognitif, jika hal ini berlanjut hingga bertahun-tahun maka akan berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, hingga masalah psikologis seperti depresi dan gangguan perasaan lain. Apabila tekanan darah di otak sudah tinggi, kemungkinan akan terjadinya pendarahan meningkat dan resiko terjadinya stroke pun meningkat. Studi yang dilakukan oleh Shunqing Zhang et. al. pada tahun 2014 menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan kejadian stroke iskemik pada usia 18-45 tahun.

Beberapa waktu lalu, kita menyaksikan contoh nyata dari fenomena ini. Olsza Dhea Laurani, seorang mahasiswi Kedokteran yang baru berusia 20 tahun dan tengah menjalani koas di salah satu RS Semarang. Olsza mengaku ia seringkali begadang karena merasa lebih produktif di malam hari. Ia baru tidur ketika waktu menjelang subuh, atau di siang hari. Akibatnya, daya tahan tubuhnya menurun dan kondisinya semakin drop, membuatnya dilarikan ke ICU karena sempat mengalami koma. Olsza didiagnosis menderita stroke karena ada gumpalan darah di pembuluh darah otaknya. Ia pun menghimbau kepada para followers-nya melalui akun media sosial TikTok-nya, @olszalau, untuk segera menghentikan kebiasaan begadang agar tidak mengalami hal yang sama. Postingan TikTok Olsza sudah dilihat sebanyak 1.4 juta kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun