Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FISIP UPNVJ
KASTRAT BEM FISIP UPNVJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ditjen Kajian Aksi Strategis BEM FISIP Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Akun Kompasiana Direktorat Jenderal Kajian Aksi Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Kabinet Astana Bimantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Teknologi Sensor Otomatis Pemilah Limbah Medis Berbasis Internet of Things (IOT)

27 September 2023   16:00 Diperbarui: 27 September 2023   16:38 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Limbah medis yang menumpuk. Sumber: Penulis

KARYA#4 Publikasi Karya Tulis Mahasiswa FISIP UPN Veteran Jakarta

Penulis: Ilhami Lailatul Safitri

Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan 2023

Permasalahan di Indonesia yang tak pernah berujung salah satunya adalah masalah sampah dan  limbah. Populasi penduduk Indonesia yang masuk peringkat 4 dengan populasi terbanyak di dunia  menjadi salah satu penyebab banyaknya limbah yang angkanya kian tak terkendali. Banyak nya  sampah dan limbah di Indonesia menyebabkan manejemen sampah menjadi rendah. Hal tersebut juga  menyebabkan Indonesia menjadi negara penyumbang sampah terbanyak di dunia. 

Terlebih lagi  dampak adanya virus covid-19 terjadi peningkatan limbah medis. Terhitung sejak maret 2020, total  limbah medis menghasilkan sebanya 18.460-ton yang masuk ke kategori limbah B3. PERSI atau  Proyeksi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia memperkirakan limbah medis di Indonesia bisa  menyentuh angka 493 ton per hari.  

Pengelolaan limbah medis ini haruslah aman dan ramah lingkungan. Sehingga dibutuhkan  perlakuan dan fasilitas khusus hingga limbah itu dimusnahkan. Belakangan ini, adanya pandemi  membuat jumlah limbah medis naik drastis. Seperti yang dikutip dari jurnal Listiningrum, 2021 mulai  dari APDD, specimen, bahan farmasi bekas, alat Kesehatan bekas yang mengandung bahan logam,  maupun kemasan bekas alat-alat kesehatan. 

Limbah medis Covid-19 ini sendiri diperlukan perhatian  khusus, sebab virus SARS-CoV- 2 mampu bertahan dalam kondisi suhu dan kelembaban tertentu. Jika  limbah medis Covid-19 dibuang tanpa penanganan, pastinya akan memunculkan masalah baru di  tengah upaya dari pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19.  

Maimunawaro, 2021 menuturkan bahwa sampah dalam jumlah besar telah menciptakan efek  buruk pada lingkungan. Pembuangan sampah di TPA mungkin menjadi metode pembuangan sampah  yang umum. Kesehatan manusia, kehidupan tumbuhan dan hewan terpengaruh berkat metode ini.  Metode pembuangan limbah yang berbahaya mencemari air permukaan dan air tanah. Serta dapat  menimbulkan dan menyebarkan penyakit yang berbahaya. Terlebih lagi limbah medis yang tergolong  berbahaya ini masih sangat rendah dalam pengelolaan dan manajemennya. Teknologi yang kurang 

dalam penerapannya untuk diaplikasikan dalam pengelolaan sampah dapat berakibat buruk bagi  kehidupan sekitar dan juga lingkungan. Pada faktanya limbah medis tidak bisa di buang begitu saja  tanpa penangan yang tepat, sehingga membutuhkan alat untuk dapat mengelola limbah tersebut dengan  benar dan tepat. 

Dalam mengatasi masalah ini masih banyak kendala yang dihadapi khusunya oleh pemerintah,  seperti pertama teknologi pengolahan masih tergantung dengan insinerator yang mana teknologi ini  berpotensi mengemisikan merkuri dan dioksi. Seperti yang dipaparkan Sitompul, 2021 pada jurnalnya,  hasil pembakaran insinerator akan mengubah limbah padat menjadi abu, gas partikulat dan panas, pada  akhirnya gas asap yang dihasilkan dari pembakaran medis ini berbahaya karena mengandung pertikulat,  hidrokarbon, logam berat, asam hidrokolat, sulfur dioksida dan juga dioxin. 

Jika seseorang menghirup  senyawa ini, Ia akan rentan untuk terkena penyakit kanker. Terlebih lagi, insinerator proses pembakarannya  tidak dilengkapi pengendali pencemaran udara yang dalam prosesnya melepaskan berbagai jenis polutan  ke udara dan dapat menyebabkan masalah lingkungan . Kedua, fasilitas pengolahan limbah medis yang  belum tersebar merata di seluruh Indonesia membuat pengolahan limbah medis tidak optimal di beberapa  daerah.

Keluar dari masalah tersebut, kami merancangkan teknologi yang menjadi inovasi dalam  pemilahan sampah medis lebih mudah dan tepat. Teknologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi  limbah berdasarkan tipe nya dalam hal ini limbah medis dan dengan otomatis secara sensorik dapat  menempatkan sampah medis di tempat sampah. Pengunaan teknologi ini bisa diterapkan di banyak  rumah sakit untuk dapat memaksimalkan pengelolaan limbah medis dan mengurangi upaya manual  dalam pemilahan limbah medis. 

Dalam pembuatan teknologi ini dimanfaatkan penggunaan Internet of Things (IoT) yang  berperan penting dalam perwujudan teknologi ini. Penggunaan IoT berfungsi untuk mengirim sinyal  atau notifikasi kepada petugas kebersihan agar tempat sampah senantiasa bersih dan higienis dari  sampah medis yang terbilang bahaya dan butuh pengolahan khusus. Saat terdeteksi sampah sudah  masuk alat tersebut, maka DC Motor (Conveyor Belt) aktif dan mulai bergerak diikuti dengan semua  sensor mulai dihidupkan. Proximity sensor akan mendekteksi limbah yang ada, merupakan logam atau  bukan. 

Jika terdeteksi bahwa limbah merupakan logam (yang mana ini dapat mendeteksi sampah  tersebut merupakan sampah medis atau bukan), maka Conveyor Belt akan dimatikan dan motor untuk  mengantarkan sampah logam ke tempat sampah khusus logam akan aktif. Jika sampah yang terdeteksi  bukan logam, Conveyor Belt akan mendeteksi sampah tersebut termasuk ke dalam sampah basah atau  kering berdasarkan kadar air yang terkandung.

Kalua terdeteksi limbah tersebut merupakan limbah  basah, Conveyor Belt akan berhenti dan motor akan menjalankan sampah ke tempat sampah basah.  Sebaliknya, jika terdeteksi bukan sampah basah, Conveyor akan tetap menyala dan limbahnya akan  dibuang ke tempat sampah kering yang terletak diatas Conveyer Belt. Limbah yang telah 

Teknologi ini dapat memberi kemudahan dalam pengelolaan limbah medis yang dalam  kenyataanya masih kurang edukasi yang bagus di masyarakat dan belum tersedianya alat yang  memadai untuk mengelola limbah medis dengan tepat. Adapun 4 manfaat dari teknologi ini sebagai  berikut: (1) Memudahkan dalam pengolahan limbah medis secara tepat dan efektif. (2) Penggunaan  teknologi ini dapat memudahkan dalam menyortir limbah medis secara efekif karena mengandalkan  sensor. (3) Membantu pemerintah dalam penyelesaian masalah limbah medis yang berbahaya. (4)  menjadi solusi akan alat yang dibutuhkan untuk mengurangi pembuangan limbah medis yang tidak  tepat. Dengan adanya inovasi ini, limbah medis dapat ditangani dengan prosedur yang benar. 

Pengaplikasian teknologi ini tentunya akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat.  Pertama, memberikan kemudahan bagi pemerintah dalam manangani masalah limbah medis yang  mana jumlahnya naik tajam setelah adanya pandemik. Kedua, pengapliksian dalam masyarakat  tentunya membutuhkan tenaga kerja yang terampil, yang hal ini meningkatkan skill dan potensi sumber  daya manusia dalam menguasai teknologi. Ketiga, limbah medis yang selama ini pembuangannya  tidak berdasarkan aturan yang ada dan membuat bahaya bagi lingkungan dan masyarakat, kini sudah  bisa diatasi dengan teknologi ini. 

Berdasarkan poin-poin yang sudah disampaikan, komponen penyusun dari teknologi ini adalah  dengan mengandalkan teknologi seperti Arduino UNO, Proximity Sensor, dan L293D Motor Drivers.  

Cara kerja dari teknologi ini adalah menyeleksi limbah medis dengan menggunakan sensor, yang  dalam penerapannya diharapkan dapat memilah dan mengelola limba medis dengan efisien dan tepat.  Berdasarkan poin-poin yang sudah dipaparkan, penerapan teknologi ini dapat diterapkan dalam  lingkup sederhana seperti masyarakat, lembaga pendidikan dan sebagai solusi bagi pemerintah daerah  maupun pusat dalam menyelesaikan masalah limbah medis yang belum tepat penanganannya.  Pemilihan limbah medis secara otomatis ini merupakan sistem otomatis yang mana memberikan  kemudahan dalam pemilahan sampah dengan efisien dan ekonomis. 

Penggunaan Conveyor Belt dapat  membuat sistem ini jauh lebih akurat, hemat biaya, dan mudah diaplikasikan. Penerapan penggunaan  teknologi ini tentunya menjadi solusi baru dalam menangani permasalahan limbah yang dapat dicontoh  oleh negara luar dan diharapkan dapat menyelesaikan masalah limbah medis baik di dalam maupun  luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun