Mohon tunggu...
Kastrat BEMFIKES
Kastrat BEMFIKES Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kementrian Kajian dan Aksi Strategis BEM FIKES UB

Kementrian Kajian dan Aksi Strategis BEM FIKES UB memiliki salah satu program kerja Warta Kastrat yang bertujuan untuk memberikan informasi terkait isu-isu dan kajian terbaru yang berkembang di tengah lingkungan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waspada Obesitas! Berat Badan Anak Melonjak Drastis, Segera Awasi Asupan Nutrisinya

1 September 2023   08:17 Diperbarui: 1 September 2023   08:19 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus obesitas semakin marak dikalangan masyarakat. Siti Raisya Rahayu, bayi berusia tujuh bulan asal Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi terindikasi mengalami berat badan berlebih atau obesitas. Di usianya saat ini, berat badan bayi perempuan itu sudah mencapai 15,5 kilogram. Bayi yang tercatat sebagai warga Kampung Putat RT03 RW01, Desa Sindangsari, Kecamatan Cabangbungin itu terlahir secara normal dengan berat badan 3 kilogram dan panjang 48 sentimeter.

Memasuki usia dua bulan, berat badan bayi tersebut tiba-tiba naik secara drastis. Lonjakan berat badan Siti Rasya terjadi secara signifikan pasca mendapatkan asupan susu formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, lantaran tidak bisa mendapatkan ASI. Sejak awal Raisa sudah mendapat perhatian khusus dari pihak puskesmas karena peningkatan berat badannya yang di atas rata-rata pertumbuhan bayi seusianya. Sang ibu menuturkan bahwa dalam sehari Raisa minum 5 botol susu formula. Oleh sebab berat badannya yang berlebih baik ini mulai merasakan sesak nafas dan lecet pada sejumlah lipatan tubuhnya. mengatakan perubahan berat badan signifikan dialami setelah Raysa berusia dua bulan. Marlina menuturkan Siti Raysa mengalami panas tinggi dan kejang-kejang selain itui Marlina juga menyebutkan bahwa Raisya kerap mengalami sesak napas, tidak bisa tidur dan sering menangis.


Bayi Raisya kemudian dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis. Bidan desa setempat, Samih mengatakan, puskesmas sudah melakukan konseling gizi. Termasuk cek darah dan pemeriksaan medis lainnya. Dari hasil pengecekan itu, Raisya dinyatakan normal. Meski tidak ditemukan indikasi penyakit gula atau diabetes, puskesmas tetap merujuk Raisya ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Namun hingga saat ini belum ada hasil pemeriksaan medis yang dilakukan pihak rumah sakit. Sembari menunggu hasil dari rumah sakit, sebelumnya pihak puskesmas mendiagnosa Risya mengalami obesitas yang berkaitan dengan kelainan genetik atau metabolisme zat gizi. Selain itu dari puskesmas menganjurkan orang tua dari bayi tersebut untuk mengurangi asupan makanan dan susu formula guna mengurangi berat badan sang buah hati yang terus saja bertambah.

ASI vs SUSU FORMULA! MANAKAH YANG LEBIH BAIK?

Penggunaan ASI dan susu formula masih menjadi perdebatan di masyarakat. Sejatinya, WHO (World Health Organization) telah menegaskan bahwa air susu ibu (ASI) mampu memberikan asupan gizi yang lengkap dan cukup untuk tumbuh kembang bayi. Pemberian ASI eksklusif direkomendasikan bagi bayi sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun dengan makanan pendamping yang sesuai.

Perkembangan susu formula (infant formula) sendiri diawali dengan banyaknya bayi yang tidak bisa memperoleh ASI eksklusif, baik karena alasan medis, waktu, maupun keputusan pribadi si ibu. Susu formula komersial pertama diproduksi oleh Henri Nestl pada tahun 1867. Saat itu, susu formula dibuat dari campuran susu sapi, tepung terigu dan malt, serta potasium bikarbonat.

Keunggulan ASI dibandingkan susu formula atau susu sapi antara lain:

1. ASI memiliki komposisi, jumlah, daya cerna, dan daya serap zat gizi yang baik bagi bayi.
2. ASI mengandung asam lemak esensial seperti DHA, EPA, ALA, dan omega-6 dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Asam-asam lemak esensial ini sangat penting untuk perkembangan otak dan organ penglihatan bayi.
3. Susu sapi memiliki kandungan protein total (terutama casein) yang lebih tinggi dibandingkan ASI. Namun, casein, salah satu jenis protein dalam susu sapi, bisa menggumpal dalam perut dan memerlukan waktu lama untuk dicerna oleh bayi.
4. ASI melindungi bayi dari infeksi dan meminimalisir alergi protein.
5. Komposisi ASI menyesuaikan dengan perkembangan bayi. *
6. Membantu perkembangan kognitif bayi melalui interaksi fisik dan emosional dengan ibu.
7. Mengurangi pengeluaran keluarga untuk pembelian susu formula dan biaya pengobatan bayi. *        
8. Dari segi lingkungan, pemberian ASI lebih ramah lingkungan karena mengurangi sampah kemasan dan penggunaan energi untuk produksi dan distribusi susu formula.

FAKTA-FAKTA AJAIBNYA AIR SUSU IBU

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Kandungan ASI selalu berubah-ubah menyesuaikan kondisi Si Kecil. Cairan luar biasa ini juga mengandung jumlah nutrisi yang tepat, lembut untuk usus dan sistem tubuh bayi yang sedang berkembang.

1. Nutrisi
Nutrisi dalam ASI lebih mudah diserap oleh pencernaan bayi. ASI mengandung nutrisi yang terbaik untuk pertumbuhan otak dan perkembangan sistem saraf bayi. Melansir dari laman John Hopkins Medicine,studi mengungkapkan bahwa bayi yang disusui ASI ternyata mampu mengerjakan tes kecerdasan lebih baik saat tumbuh dewasa. Mata bayi yang disusui ASI juga bekerja lebih baik daripada bayi yang minum susu formula. Manfaat ini ternyata berasal dari jenis lemak tertentu yang terkandung dalam ASI.

2. Mencegah infeksi
Bayi yang diberi ASI dinilai lebih jarang mengalami infeksi pencernaan, paru-paru, dan telinga. Pada bayi yang lahir prematur yang menyusu ASI, mereka punya risiko lebih rendah terkena infeksi usus serius yang disebut NEC atau necrotizing enterocolitis.

3. Menangkal penyakit berbahaya
ASI membantu melindungi bayi dari berbagai masalah kesehatan yang serius. Bayi yang diberi ASI berisiko lebih rendang mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), asma, dan masalah kulit yang berhubungan dengan alergi. Setelah dewasa, bayi yang menyusu ASI juga punya risiko lebih rendah terkena diabetes dan obesitas. Sementara bayi yang diberi susu formula lebih rentan mengalami alergi susu.

Tips Sukses dalam Menyusui: Mencapai Kebahagiaan dan Kesehatan bagi Ibu dan Bayi

Kunci untuk berhasil dalam menyusui adalah memiliki keyakinan bahwa ASI yang dihasilkan oleh ibu dapat memenuhi kebutuhan bayi. Untuk meningkatkan rasa percaya diri, penting untuk memperoleh pemahaman yang sebanyak mungkin tentang proses menyusui. Pastikan bahwa lingkungan di sekitar Anda tetap tenang dan santai. Juga, minta dukungan dari suami dan orang-orang terdekat agar dapat berhasil dalam menyusui hingga dua tahun. Selama masa menyusui, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, minum banyak air, dan memberi diri waktu untuk istirahat yang cukup.

Selain itu, perlu diketahui bahwa ibu juga dapat meraih manfaat dari menyusui bayi. Ibu yang menyusui secara langsung dapat membantu menurunkan berat badan yang berlebihan yang didapatkan selama kehamilan. Selain itu, ibu yang menyusui bayi memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker payudara, kanker ovarium, dan diabetes di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun