Akhir-akhir ini muncul kasus baru di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya pada Rabu, 5 Juli 2023. Diduga kasus tersebut muncul setelah adanya kegiatan mbrandu atau porak, dimana kegiatan ini merupakan tradisi pemotongan hewan ternak yang sakit atau mati kemudian dagingnya dijual untuk mengurangi kerugian pemilik ternak. Hal ini disebut-sebut sebagai faktor yang paling meningkatkan risiko terjadinya kasus antraks.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari menuturkan bahwa tradisi mbrandu atau porak ini yang dilakukan warga dusun ini bentuknya berupa gerakan warga untuk mengganti rugi ketika ada ternaknya yang mati atau sakit kemudian dikonsumsi bersama. Akibatnya tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi yang sudah mati. Salah satu dari mereka, yang meninggal pada tanggal 4 Juni lalu, di tes positif untuk antraks. Terhitung hingga kini Kementerian Pertanian mencatat sebanyak 12 ekor hewan ternak mati (6 sapi dan 6 kambing), sementara 85 warga positif antraks berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Antraks adalah jenis penyakit infeksi yang sangat mudah menular dari hewan ternak ke manusia atau disebut dengan penyakit zoonosis. Antraks umumnya penyakit yang menyerang hewan ternak seperti kambing, sapi, domba namun bisa menular ke manusia. Seseorang bisa mengalami masalah kesehatan ini apabila menyentuh atau mengonsumsi daging dari hewan yang terserang antraks.
Fakta Penyakit Antraks yang perlu diketahui:
1. Disebabkan oleh Bakteri Bacillus anthracis
2. Dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
3. Laporkan ternak yang sakit atau mati ke petugas kesehatan hewan
4. Ternak tertular antraks dilarang dipotong.
5. Darah menjadi sumber penularan antraks
6. Jika ternak tertular antraks dipotong maka bakteri antraks akan menjadi sprora yang tahan hingga 100 tahun, yang akan menjadi sumber penularan.
7. Penyakit antraks dapat diobati dengan antibiotik
8. Untuk pencegahan dilakukan vaksinasi antraks pada hewan berisik