Mohon tunggu...
Neny K
Neny K Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Hobbi menulis dan seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aliansi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ADPERTISI) Melakukan Kegiatan PKM di Desa Manakku

8 November 2023   20:00 Diperbarui: 8 November 2023   20:05 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai implementasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, maka ADPERTISI mewadahi dosen-dosen dari Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia untuk melakukan kegiatan PKM dengan Topik "STRATEGI MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI LITERASI INOVASI PRODUK OLAHAN IKAN BANDENG DAN PEMASARAN ONLINE PADA DESA MANAKKU, KEC. LABBAKKANG, KABUPATEN PANGKEP" yang dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2023.

Kegiatan ini secara resmi di awali dengan acara penerimaan peserta dosen pengabdi di rumah jabatan Bupati Pangkep  H. Muhammad Yusran Lalogau, S.Pi., M.Si.

untuk selanjutnya dilepas ke desa pangabdian di Desa Manakku dan diterima secara resmi oleh Kepala Desa Manakku, Bk. Jupri Sawedi dan Sekertaris Desa Bpk. Irham Saputra

Penyerahan Cindera Mata Kepada Sekertaris Desa Manakku (Dokpri)
Penyerahan Cindera Mata Kepada Sekertaris Desa Manakku (Dokpri)
Tim Bersama Kepala Desa Manakku (Dokpri)
Tim Bersama Kepala Desa Manakku (Dokpri)

Tim Pengabdi yang bertugas di desa Manakku terdiri dari Dr. Miah Said, S.E., M.Si, Dr. Ir. Tati Murniati, M.P., Dr. Fatmawati, STp., M.Pd., dari Universitas Bosowa Makassar, Andi Liswahyuni, S.Pi., M.Si dan Aam Azatil Isma, M.Kom., MM dari Universitas Muhammadiyah, Sinjai, yang didampingi oleh Prof. Dr. Kasnaeny Karim, S.E., M.Si dari Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Pembukaan Kegiatan PKM (Dokpri)
Pembukaan Kegiatan PKM (Dokpri)

Kegitan PKM ini dihadiri oleh 15 orang peserta, yang terdiri dari pelaku usaha (UMKM), masyarakat umum, Ibu Rumah Tangga, dan yang sedang merintis untuk menjadi wirausaha. Pemateri pada dari ADPERTISI Terdiri dari bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan peserta yakni dari ilmu Manajemen Pemasaran, Teknologi Pangan, Sumber Daya Perairan, Manajemen, dan Ilmu Peternakan. Secara bergantian, pemateri memberi edukasi kepada peserta yang hadir dengan literasi megenai cara melakukan inovasi produk ikan bandeng agar memiliki daya jual yang tinggi, sehingga dapat makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dimana selama ini dilakukan, yakni penangkapan ikan lalu dijual ke pasar lokal atau pasar manca negara, sehingga yang tersisa dan dikonsumsi oleh masyarakat hanya ikan dengan kualitas rendah, karena yang terbaik sudah dikirim ke pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, dilakukan sosialisasi agar ikan yang ditangkap tidak langsung dijual tapi diolah terlebih dahulu menjadi bakso ikan, sate ikan, bandeng presto, dan olahan lainnya. Kepada peserta juga diajarkan bagaimana melakukan inovasi terhadap produk olahan yang sudah ada selama ini, misalnya produk "Bolu Kambu" agar diberi varian rasa yang bisa memenuhi selera masyarakat di Indonesia, dengan memberi level "Pedas, Agak Pedas, dan Original". Hal ini agar ketika dijadikan ole-ole dapat dinikmati oleh selera masyarakat di Nusantara yang berbeda-beda.

Peserta dari Masyarakat Desa Manakku (Dokpri)
Peserta dari Masyarakat Desa Manakku (Dokpri)

Kepada pemerintah desa juga disarankan untuk membentuk kampung sentra ole-ole, dan apabila sudah ada, maka perlu menggiatkan penyebaran informasi, agar wisatawan tahu dimana tempat atau wilayah yang dapat dikunjungi untuk membeli ole-ole dari olahan ikan.

Peserta terlihat sangat antusias terutama setelah mengetahui bahwa makanan olahan ikan bandeng, yakni "Tumpi-Tumpi" sangat diminati oleh masyarakat luar Sulawesi, sehingga diajarkan kepada peserta untuk melakukan pemasaran secara online dengan memanfaatkan sarana yang sederhana yakni Handphone melalui menu WhatsApp.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi tanya jawab, dimana peserta berfokus menanyakan tentang inovasi-inovasi yang dapat dilakukan dengan produk ikan Bandeng. Peserta masih asing dengan olahan Bandeng Presto karena menganggap itu adalah makanan orang diluar Sulawesi Selatan. Namun kepada penanya dipahamkan, bahwa dalam industri pariwisata, kita sebagai pemasar harus bisa melayani keinginan semua pengunjung, dengan membuat olahan dari hasil bumi Pangkep dan membuat masakan sesuai selera pengunjung Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun