Mohon tunggu...
Kasmui Rasidjan
Kasmui Rasidjan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia FMIPA UNNES

Pecinta IT (komputasi dan internet), Thibbunnabawi, Ilmu Falak dan masalah keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Arah Kiblat shalatku Masih Belum Tepat

10 Oktober 2014   00:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:41 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada kata terlambat! Sekalipun bulan-bulan ini bukan bulan penentuan arah kiblat, tetapi tidak salah kalau saya mengingatkan kembali kepada semua muslim dengan pertanyaan berikut:

Apakah anda yakin bahwa selama ini sudah shalat dengan arah kiblat yang benar, baik shalat di rumah maupun di masjid? Apa dasar dan buktinya?

Keyakinan harus diiringi dengan dasar dan bukti!

Pertanyaan berikutnya:

Bagaimana arah kiblat masjid anda dan apakah shaf shalatnya sudah mengarah ke kiblat dengan benar?

Jika anda shalat sunah di rumah, apakah anda sudah mengukur dengan benar arah kiblat shalatnya?
Padahal menurut hukum syariat, menghadap ke arah kiblat diartikan sebagai seluruh tubuh atau badan seseorang menghadap ke arah Ka'bah yang terletak di Makkah yang merupakan pusat tumpuan umat Islam bagi menyempurnakan ibadah-ibadah tertentu.

Jika arah shaf shalat kita belum meyakinkan atau masih menyimpang, maka pertanyaan selanjutnya adalah "Seberapa besarkah batas toleransi yang diperkenankan sehingga arah hadap bangunan peribadatan ataupun seseorang dalam ibadahnya masih dapat dikatakan ke arah yang tepat, yaitu ke arah Kabah di kota suci Mekah? "

Sebagai dasar pertimbangan berikut ini pendapat terkait batas toleransi arah kiblat:
1) Abidin et al. (2006) mengemukakan bahwa besarnya toleransi arah kiblat tersebut adalah 37 km dari bangunan Kabah yang setara dengan sudut simpangan sebesar 20 menit busur (1 menit busur = 1/60 derajat), jadi 20 menit busur = 20/60 derajat = 0,3333 derajat

2) Sudibyo (2010) berdasarkan studi terhadap arah hadap masjid Quba (masjid pertama umat Islam) yang melenceng sejauh 70 38’ dari azimut kiblat yang diperoleh melalui perhitungan trigonometri bola menyarankan nilai yang sedikit lebih besar, yaitu 45 km = 0,405405 derajat.

Menurut Sudibyo bahwa arah hadap masjid Quba justru menunjuk ke sisi batas kiblat mengingat kedudukan hadits (meliputi perkataan, perbuatan, dan persetujuan Rasulullah SAW) sebagai sumber hukum Islam ke dua setelah Al Quran.

Batas penyimpangan yang diperkenankan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun