Mohon tunggu...
Kasmir  Nema
Kasmir Nema Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Keberagaman adalah anugerah.

Merawat perbedaan adalah panggilan kemanusiaan setiap insan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"The Eyes of Darkness": Sebuah Review (2)

15 April 2020   10:25 Diperbarui: 15 April 2020   10:39 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narasi kehilangan dan cinta seorang ibu adalah dua tema awal yang dikisahkan di dalam novel The Eyes of Darkness. Novel ini, di samping tema-tema lain, juga berbicara tentang telekinesis dan kebenaran.

Telekinesis Yang Superpower
Telekinesis berasal dari dua kata bahasa Yunani, yakni; tle: distance (jarak) dan kinesis: motion (gerakan atau dorongan). Kata ini pertama kali digunakan oleh peneliti psikis dari Rusia bernama Alexander N. Aksakof pada tahun 1890. Dia secara khusus tertarik pada manifestasi fisik medium (orang yang dapat berkomunikasi dengan roh). (www.telekinesis) 

Koontz menyajikan telekinesis sebagai salah satu tema sentral novel ini (Bab 22). Merujuk pada pemahaman di atas, telekinesis adalah suatu kemampuan untuk menggerakkan atau menekuk benda dengan kekuatan pikiran. Berbagai hal yang dapat dimasukkan dalam telekinesis adalah: bergerak, bergetar, menekuk, mengangkat, memutar, dan memecahkan benda menggunakan kekuatan mental. 

Menariknya, figur yang memiliki telekinesis di dalam novel ini adalah Danny, dan ia berperan secara pasif (indirect perform). Tina menggambarkan bahwa Danny memiliki telekinesis, karena ia "mampu menggerakkan benda dengan pikirannya. Dia juga bisa mempengaruhi mimpi sampai batas tertentu." (hal 121). Menurut Tina, Danny "dapat memindahkan objek hanya dengan memikirkannya" (hal 120).

Penulis menerangkan telekinesis Danny dalam beberapa segmentasi. Segmentasi awal saat Danny hadir di dalam mimpi-mimpi Tina dan memberi informasi bahwa ia masih hidup. Hanya saja di dalam segmentasi ini seluk beluk keberadaannya saat itu tidak dijelaskan secara gamblang.

Selanjutnya, telekinesis itu muncul dalam pergerakan benda-benda mati. Tina dan pembantunya beberapa kali melihat poster-poster di bekas kamar Danny bergerak, berpindah tempat tanpa ada kekuatan visible yang menggerakan/memindahkan mereka. 

Tidak cuma itu, beberapa kali kata-kata NOT DEAD dan DANNY ALIVE tertulis dengan sendirinya di papan tulis di dalam kamar Danny dan kertas print nama-nama orang untuk urusan kantor Tina (hal 57). Kemunculan kata-kata acak tersebut, dalam segmentasi ini, semakin menyakinkan Tina bahwa putranya masih hidup. 

Kepiawaian telekinesis Danny berpuncak ketika Danny, lagi-lagi dalam mimpi Tina, mengindikasikan tempat ia disandera di salah satu tempat di tengah hutan belantara. Tanpa canggung dan ragu, Tina dan Elliot langsung memburu tempat tersebut. Berbekalkan sebuah peta kecil sebagai kompas, selain instruksi-instruksi dalam mimpi, mereka sanggup melewati jalanan terjal di tengah hutan belantara dan menemukan tempat penyanderaan Danny.

Telekinesis memampukan Tina dan Elliot menembus lapisan sekuriti yang maha ketat di Laboratorium tempat dimana Danny disandera (bab 36-38). Danny hanya memberi petunjuk, membuka pintu, lalu membiarkan Tina dan Elliot masuk menuju tempat berikutnya. Akhirnya Tina dan Elliot menemukan Danny sedang terbaring lesu di sebuah ruangan dingin yang sepi. 

Di atas semuanya itu, telekinesis menyelamatkan ketiganya dari serangan musuh tanpa luka dan sakaratul maut.

Koontz di dalam novel ini sukses mengusung telekinesis sebagai tema alternatif mengalahkan kelincahan  dan kemampuan intelijen. Telekinesis didaulat sebagai sebuah kekuatan maha dahsyat dan super power. Daya telekinesis melampaui semua kekuatan manusia dan tidak bisa dideteksi oleh radar musuh. Ia mampu menembus sebuah tembok raksasa melebihi kecanggihan teknologi buatan manusia. Tidak cuma itu, telekinesis dengan mudah mendeteksi  pergerakan lawan. Hemat saya, novel berjudul 'the eyes of darkness' ini bermanifestasi di dalam kemampuan Danny melakukan telekinesis.

Kematian Yang  Dimanipulasi
Perdebatan hangat soal teka-teki kematian Danny adalah salah satu poin penting di dalam novel ini. Kebenaran dari kematian Danny 'dipersoalkan' sejak awal novel sampai pada klimaks penyingkapan misteri kematian tersebut. Rentetan pergumulan isu, mulai dari upaya pencarian fakta, sampai pada ancaman keselamatan para pencari fakta, Tina dan Elliot, disajikan secara atraktif  oleh penulis. 

Misteri kematian yang baru bisa 'terungkap' pada bagian akhir novel, hemat saya, membuat pembaca penasaran dengan ending dari kisah tersebut.  Penulis, pada beberapa bab awal, sama sekali tidak memberikan sedikitpun clue indikasi adanya tindakan manipulatif atas kematian Danny. 

Hal ini didukung oleh uraian komprehensif yang menggambarkan bagaimana kematian itu terjadi dalam sebuah 'kecelakaan' bus di sebuah jurang di tengah hutan belantara. Lagipula, acuan teori dan konstruksi dugaan yang sering dikemukakan Tina Evans, pada bagian awal novel, merupakan produksi nightmares yang kebenarannya masih harus diuji.

Pertanyaan mendasar yang seringkali muncul tentang misteri kematian Danny adalah "Benarkah Danny sudah mati"? Tetapi yang mengherankan, "mengapa Tina, mamanya, tidak bisa melihat Jenazah Danny yang terbaring kaku di dalam peti jenazah sebelum dikuburkan?| "Mengapa petugas pemakaman melarangnya untuk membuka peti jenazah?" 

Perjalanan panjang 'penyembunyian' kematian Danny pun terungkap. Keterungkapan itu terjadi tatkala Tina Evans bersama pengacaranya menemukan tempat penyanderaan di sebuah pegunungan, tidak jauh dari lokasi kecelakaan bus yang diberitakan sebelumnya. Misteri itu terungkap berkat kemampuan telekinesis Danny dan dikisahkan oleh seorang peneliti, Dombey, yang sudah lama berikhtiar untuk membongkar kedok 'kematian' tersebut kepada publik.

Dombey dalam novel itu menjelaskan bahwa 'kecelakaan' bus itu adalah peristiwa rekaan, menutupi kejadian sebenarnya. Yang terjadi adalah anak-anak tak bersalah itu terserang virus yang dikenal dengan WUHAN-400 melalui ilmuwan China, Li Chen. Li Chen secara tidak sengaja terjangkit oleh virus mematikan itu pada saat ia  bekerja sendirian di Laboratorium Senjata Kimia dan Biologi milik pemerintah (halaman 183). Danny adalah satu-satunya orang yang selamat dari 'kecelakaan' virus itu. 

Kematian Danny di bagian awal novel ini adalah sebuah kisah manipulatif. Penulis dengan apik membungkus kedok penipuan itu sampai pada akhir cerita. Peristiwa manipulatif seperti ini masih rentan terjadi di dunia dewasa ini. Dean Koontz mengajak pembacanya untuk 'melawan' segala bentuk tindakan yang memanipulasi kebenaran. Di sisi lain, novel ini menegaskan bahwa kebenaran tidak bisa dikalahkan oleh mafia penipuan. Tidak ada yang bisa mengalahkan kebenaran!

Catatan Akhir
Tema-tema edukatif yang diusung The Eyes of Darkness, yang sebagiannya sudah diurai di atas, adalah tema-tema yang relevan dan aplikatif bagi masyarakat dewasa ini. Alam semesta, tempat kita semua mengadu nasib, terus saja berduka meratapi anak-anak manusia. Seorang anak merasa kehilangan sosok ibu yang lembut hati dan bersahaja yang sangat dicintainya. Seorang Ibu tua bergumul atas kepergiaan anak gadisnya. Seorang suami berduka  karena ditinggal pergi istri yang baru dinikahinya, dan masih banyak lagi.

Harus pula jujur untuk diakui bahwa salah satu fenomena yang terus menggerogoti kehidupan manusia saat ini adalah terkikisnya, untuk tidak dibilang tidak sama sekali, aksi cinta terhadap sesama. Novel ini menggaungkan kembali nilai universalitas kemanusian kita bahwa saling mencintai, bukan cinta romansa semata, bukan sebuah pilihan, melainkan panggilan kemanusian kita. 

Kebenaran acap kali dimanipulasi oleh kelompok yang lebih 'kuat' atau 'penguasa' terhadap kelompok yang lemah. The Eyes of Darkness melawan pelbagai bentuk pemerkosaan dan pembangkangan atas nilai-nilai kebenaran. Nyawa manusia adalah kebenaran absolut yang harus selalu dijaga oleh setiap insan termasuk penguasa. Haram hukumnya jika nyawa manusia diperdagangkan demi kepentingan pragmatisme sesaat dan keserakahan penguasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun