Mohon tunggu...
Kasmantoni Man
Kasmantoni Man Mohon Tunggu... -

MENCINTAI BAHASA DAN AGAMA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ikhtiar dan Tawakkal

4 Oktober 2016   06:52 Diperbarui: 4 Oktober 2016   07:43 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semestinya seorang melakukan aktifitas haruslah sistematis dan ada aspek kausalitas  sehingga hasilnya meyakinkan, dan tak penuh tanda tanya, kalau tidak demikian maka terjadilah apa yang dinamakan prematur, walau nantinya terlihat tumbuh normal secara fisik  akan tetapi ketergantungannya terhadap inkubator tak dapat diragukan, secara fisik mungkin bisa, namun dalam dimensi lain akan lebih kentara, kekentaraan itu bisa dirasakannya sendiri terkadang muncul dari faktor eksternal  yang nantinya akan menggerogot psikologis yang bersangkutan. 

Kita coba analogis perjalanan petani dalam menggarap lahan dengan harapan yang termaktub dalam hati petani adalah panen raya dan penuh keberkahan. Urutan yang mesti dilalui Terlebih dahulu mencari lahan dengan berasumsi tanah yang demikian jika ditanam, tanaman apapun nama, dengan berdasarkan pengalaman struktur tanahnya bagaimana, ketinggian dari dasar laut seperti apa, kemudian baru ditetapkan, kemudian alat yang digunakan untuk merambah hutan itu apa yang lebih pas, apakah cukup sebatas parang, atau memang membutuhkan sinso dan lain sebagainya.

Setelah mendapatkan alat dbaru mulai merambah hutan mulai dari menebas batang-batang kecil sejenis akar dan lain sebagainya, kemudian setelah selesai semua yang tumbuhan rendah dengan menggunakan alat sederhana, barulah menebang pohon-pohon besar dengan alat yang lebih kuat seperti sinso dan lain sebagainya.

Setelah selesai perambahan dan penebangan kemudian kita tunggu hampir satu atau dua bulan, menunggu  kering semua setelah itu dibakar hanguskan, biasanya tak semuanya terbakar, sehingga ada proses selanjutnya apa yang dinamakan memanduk artinya membakar kembali sisa bakaran yang tak habis saat membakar sebelumnya, hal ini memungkinkan karena posisi kayu yang ditebang mungkin masih ada yang basah.

Setelah selesai membersihkan secara total barulah diberikan pagar biasanya pagar dibuat dari kawat atau bambu, dalam proses memagar luar biasa perjuangan mencari bambu dan pancang yang terbuat dari kayu, dengan demikian ketika pagar sudah siap posisi tanaman yang akan disemai akan terlindungi dari hama babi dan lain sebagainya

Setelah dipagar lalu mulailah menanam, pada saat ini keaktifan kita memiliharanya mulai dari mengusir babi, monyet, terkadang hewan peliaraan orang lain juga merusak dan lain sebaginya. Belum lagi pada saat berbuah hamapun semakin bertambah, mulai dari binatang kaki empat sampai sebangsa unggas.

Disela–sela ini bentuk perjuangan tetap dilaksanakan seperti pemupukan, penyiangan, ini bentuk yang bisa kita lakukan sebagai makhluk-Nya namun doa dan sebagainya tetap kita tengadahkan disisi-Nya

Kemudian ada dua kemungkinan panen atau gagal, panen memuaskan atau panen alakadarnya, gagal bisa karena hama, atau memang hampa, kalau demikian kita hanya bisa berusaha IA yang menentukan inilah makna ungkapan

انت تريد انا اريد والله فعال لمن يريد

Kamu boleh punya pleaning, aku punya plening tapi DIA-lah yang menentukan otoritatifnya yang super power

Pendem-Batu (Malang) 4 Oktober 2016

Selasa Pukul  05.45

Kasmantoni, M.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun