Penggunaan larvasida alami juga sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk menjadikannya sebagai alternative pengganti larvasida kimiawi yang terbukti telah mengalami resistensi terhadap vektor DBD.Â
Beberapa temuan hasil penelitian memberikan opsi untuk memulai projek penggunaan larvasida alami dalam mengendalikan vektor DBD. Selain itu, Monitoring resistensi harus menjadi bagian integral dari Promram Pengendalian veltor DBD dilakukan 3 tahun sekali.
Surveilan rutin perlu dilakukan sebagai kegiatan deteksi dini resistensi, sehingga tidak terjadi kegagalan pengendalian serta dapat membenarkan penggantian penggunaan insektisida.Â
Perlu adanya urun pemikiran dan penelitian para ahli lingkungan, entomologi, ahli insektisida, dan pakar epidemiologi yang dapat memberi kontribusi pemikiran tentang cara pengendalian vektor yang paling sesuai dan spesifik daerah, karena DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H