Saya adalah salah seorang petrukers. Petrukers? Ya ga ada yang salah kan dengan sebutan petrukers. Mengapa? Sekolah tempatku mengajar mempunyai kelompok kreatif di sebuah jejaring komunitas yang diberi nama Geng Petruk. Tidak ada maksud merendahkan derajat petruk, justru karena kekagumanku terhadapnya maka kuberi nama kelompokku itu dengan sebutan Geng Petruk. Negatif, oh no, sama sekali jauh dari arti negative. Sebagai komunitas pendidik maka kita harus terbiasa dengan bingkai-bingkai positif atau bahasa kerennya positive thinking.
Sebagai bagian dari para “punakawan” tentulah aku harus menyebarkan energy positif. Nah mimpiku kali ini adalah ingin menjadi seorang penulis yang super. Berlebihan alias lebay, saya kira wajar kalau mempunyai mimpi menjadi penulis. Mimpi lama yang coba dibangun kembali setahap demi setahap. Ibarat rumah, mimpi saya seperti rumah tumbuh yang ingin terus menjulang ke atas.
Hari Jumat ini adalah hari yang penuh keberkahan dimulai dengan menuntut ilmu. Pepatah arab mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Kalau saya karena belum mampu secara materi cukuplah ke Universitas Negeri Jakarta. Hari ini saya dan beberapa rekan seprofesi se Indonesia mengikuti Teacher Writing Camp ke 4 di Wisma Universitas Negeri Jakarta yang diselenggarakan oleh KGSN disponsori penerbit Indeks dan Indonesiaterdidik.org
Acara diawali dengan sambutan dari ketua panita pelaksana TWC4 Namin AB Ibnu Solihin seorang alumni TWC3 dan sudah menjadi penulis yang produktif. Dalam sambutannya, sebagai ketua panitia berharap dari TWC4 ini dapat lahir penulis-penulis dari guru-guru Indonesia.
Sambutan kedua disampaikan oleh pembina IPGI sekaligus pengarah kegiatan TWC4. Satu hal yang paling penting untuk digaris bawahi adalah sebagai manusia kita jangan pelit berbagi. Dengan berbagi kita kan merasakan manfaat yang luar biasa. artinya, berbuat kebaikan adalah sesungguhnya merupakan kebutuhan manusia.
Materi pertama, citizen jurnalisme yang disampaikan oleh Cak Imam yang mempunyai nama lengkap Imam Suwandi seorang kepala desk yang sudah berpengalaman dan menghasilkan sebuah buku dengan judul yang sama yakni Menjadi Citizen jurnalisme Otomatis. matei yang menarik ini ditambah dengan praktek tongsis jurnalisme. Luar biasanya ini adalah brangd yang hendak dijadikan trendi di metro tv untuk cara baru menyampaikan berita. Super bukan?
Seorang blogger cantik yang juga berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah swasta di kota bandung menyampaikan sharingnya di materi kedua. Meti Mediya namanya indah secerdas orangnya. sharing yang menarik dan membangkitkan semangat guru-guru peserta TWC 4 untuk menulis. Menulislah dari yang kita sukai dengan begitu tulisan akan mengalir dengan derasnya dan gunakan bahasa yang mudah.
Belajar dari seorang anak muda mba Susi Sukaesih adalah sebuah keajaiban lain dari TWC4 ini. Mengapa saya bilang sebuah keajaiban. Seorang Susi yang lebih dikenal dengan emak-emak blogger ini dari wanita biasa-biasa saja menjadi sosok yang luar biasa karena kegigihannya dalam memperkaya ilmu dan meningkatkan kualitas diri melalui blog. Tulisan-tulisannya yang mengantarkannya menjadi blogger terkenal dan mendunia meski di dunia maya.
Lagi-lagi saya terperosok dalam jurang kekaguman dari para nara sumber hebat, Pak Iskandar sebagai founder kompasiana yang memberikan pencerahan. Kualitas yang mumpunilah yang menjadi jembatan para penulis menuangkan karyanya di blog keroyokan tersebut. Wah, saya jadi ingin cepat menulis di kompasiana. Tunggulah aku dating dengan seberkas tulisan super!
Menulis kalau hanya diblog tapi tidak diterbitkan seperti sayur tanpa garam kata enyak di Priok. Jadi tips yang disampaikan Pak Thamrin Sonata melecutku menulis yang baik dan berkualitas dan lantas harus diterbitkan dong. Saya terima tantangan anda Mr. Thamrin Sonata!
Dan, akhirnya bertemu lagi dengan master DOGMIT, Mr. Sukani yang membanggakan dan senyum kecilnya bikin tambah sumringah, renyah seperti kerupuk kalau bincang-bincang dengan master IT ini. Seperti biasa dengan gaya semangatnya memberikan tips-tips ringan menulis di sebuah blog keroyokan pula: GURARU namanya. Nah, blog yang satu ini sudah familiar buat saya karena sering mengirimkan tulisan dan mengintip tulisan guru-guru hebat se Indonesia.
Horeee!
Tulisanku menghasilkan doorprize! Bukunya akan kupersembahkan buat bidadari manisku di sudut Lebak Bulus sana. Judul tulisan saya yang petrukers simple : HARMONI. Tulisan ini lebih mendeskripsikan kejadian yang pernah saya alami saat pulang sekolah, motor mogok dengan membawa dua anak dan ditolong oleh seorang bapak. Bapak itu telah mebiasakan diri menyediakan selang kecil dan sekantong plastic ukuran setengah kilo untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Ah, malam yang melelahkan tapi menyenangkan. Terima kasih pak Namin atas sentilannya hingga saya bersemangat mengikuti TWC4 ini dan membuat tulisan yang baik. Salah seorang inspirator yang perlu mendapatkan dua jempol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H