Pada model normal yaitu price inelasttic demand dan price elastic demand maka bisa ada perubahan bentuk. Barang yang permintaannya inelastic bisa berubah jadi elastic atau sebaliknya. Para pencinta Supreme dan nasi mungkin tidak gampang berubah jika ada perubahan harga sampai pada titik tertentu. Tetapi pada kenaikan harga yang terlalu jauh maka ceritanya bisa berbeda.
Hal yang sama pada barang yang diinginkan emak-emak. Walal mereka gampang tergoda diskon tetapi hanya barang pada harga tertentu, jika harga barang itu turun terlalu jauh maka adanya diskon yang tidak menjadi besar tidak akan cukup mempengaruhi. Hal ini terjadi karena mereka memiliki preferen terhadap suatu merek jua
Elastic dan inelastic sendiri sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen dan ada tidaknya barang pengganti. Supreme boleh membuat dirinya mahal tetapi jika terlalu jauh meninggalkan harga dari merek pengganti seperti Off-White, BAPE atau Stussy misalnya, maka pasti sensitivitas harganya akan bisa berubah dari inelastic menjadi elastic.
Hal yang sama juga pada nasi, ketika harganya terlalu jauh dari ubi, sagu dan gandum misalnya, maka sensitivitas pada harga juga akan ikut berubah. Hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan pendapatan para konsumen. Ketika terjadi krisis keuangan misalnya yang banyak mempengaruhi pendapatan para pembeli dan mendorong untuk menabung maka secara otomatis mereka akan lebih sensitif terhadap harga.
Referensi
Tragakes, Ellie,(2012). “Economics for IB Diploma 2nd Edition”, Cambridge University Press
Hoang, Paul; Ducie, Margaret, (2018). "Cambridge IGCSE And O Level: Economics 2nd Edition", Hodder Education
Cropanzano, R.; Mitchell, M. S. (2005). "Social Exchange Theory: An Interdisciplinary Review". Journal of Management. 31(6): 874–900. doi:10.1177/0149206305279602
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI