Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Biar Tekor Asal Nyohor

20 Desember 2020   07:47 Diperbarui: 22 Desember 2020   03:11 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lulus kuliah. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Apakah orang yang tidak memiliki pilihan harus ditambahi hukuman? Jika ini terjadi maka kita melanggar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tapi siswa miskin memang tidak punya banyak waktu untuk ikutan protes jika tidak ada yang mendanai. Mereka lebih sibuk cari duit tambahan. Sementara yang kaya bisa protes tanpa pendanaan tapi hanya minta uang kuliah murah. Bahkan banyak dari mahasiswa kaya tidak peduli dan mau mengaku miskin biar dapat uang kuliah murah.

Yang membuat makin tertegun adalah teriakan anti neoliberal kerap diteriakkan banyak orang. Akan tetapi ketika pemerintah mencanangkan 'world class university' program pada tepuk tangan. Program yang sejatinya sangat neoliberal.

Negara yang membuat pendidikan untuk kesempatan bagi penduduknya menjadi manusia yang lebih baik dan berasas keadilan sosial tidak pernah peduli ada kampusnya masuk ranking dunia. 

Lihat dengan jelas pada daftar ranking itu, ada berapa dari negara dengan biaya kuliah gratis seperti Jerman, Swiss, Irlandia dan negara Skandinavia. 

Tidak banyak dan secara rata-rata rankingnya lebih rendah dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang sangat memasarkan perguruan tingginya.

Tetapi apakah ada yang berani bilang sumber daya manusia dari negara-negara tersebut tidak berkualitas? Apakah lulusan perguruan tinggi di negara tersebut kalah dari Inggris dan Amerika Serikat? 

Lihat di Human Development Indeks (HDI) ranking. Dengan jelas bahwa negara-negara tersebut memiliki kualitas manusia yang sangat tinggi. Empat dari negara teratas dalam HDI ranking yaitu Norwegia, Swiss, Irlandia dan Jerman. Sementara Inggris dan Amerika hanya di peringkat 14 dan 15.

Tidak ada salahnya memang mengejar status 'world class university'. Ada rasa bangga ketika bisa pamer bahwa negaraku punya univesitas di 100 besar. Dengan bangga bisa bilang buat apa perlu kuliah ke luar negeri mencari universitas 100 besar, negaraku punya.

Mengapa hal ini menjadi kesalahan? Karena sistem pendidikan tinggi di negara kita sangat kekurangan dana dan timpang. Program 'world class university' sendiri sangat mahal biayanya. Seluruh ahli dari segala latar ilmu pasti akan mengakui ini program mahal. Program mahal yang akan membuat pemusatan dana pada beberapa universitas.

Tidak masalah memberikan dana besar terpusat pada beberapa PTN besar demi mengejar nama besar ketika seluruh mahasiswa di Indonesia telah memiliki tempat belajar yang layak bagi mencerdaskan diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun