Ekonomis dengan basis tenaga kerja tidak menyukai perusahaan kecil karena cenderung membayar upah yang lebih rendah bagi pekerja. Ekonomis dengan basis organisasi industri tahu bahwa perusahaan kecil lebih mungkin gagal dan menciptakan chaos. Hanya para ekonomis dengan pandangan anti neoliberal yang mau perduli karena perhatian pada pengusaha dan pekerja di sektor UKM yang  adalah orang-orang marginal dan menunjukkan ketangguhan berusaha hidup dari masyarakat marginal.
Keadaan di mana mereka lebih sering tidak dianggap menyebabkan bahwa para pengusaha UMK harus merupakan orang tangguh. Orang-orang yang harus berani gagal dan atau tidak memiliki pilihan lain. Orang-orang yang bekerja di UMK adalah gabungan dari banyak orang yang termajinalkan dan tidak diterima di perusahaan besar. Sebagian besar di antara mereka adalah masyarakat kecil yang tidak memiliki gelar mentereng ataupun ada merupakan gelar dari lembaga pendidikan marginal. Tempat mereka berusaha juga tidak terpusat di kota tapi merambah banyak daerah rural. Â Â
UMK biasanya adalah usaha yang berusaha bertahan dari memanfaatkan banyak sela-sela kecil yang tidak diambil oleh perusahaan besar. Para UMK juga harus memiliki kesadaran akan kehancuran jika mereka terlalu sukses. Ketika mereka terlalu sukses maka tentu saja mereka tidak akan berada di sela tetapi menjadi mainstream yang akan memunculkan perusahaan besar predator mengambil hasil rintisan mereka. Dengan semua rintangan, kehancuran dan ketidakpedulian, mereka harus tetap bertahan karena hanya itulah pilihan yang ada.
Yang bisa kita lakukan mendukung para manusia tangguh ini adalah sebisa mungkin membeli dari UMK. Lebih banyak membeli dengan tidak perlu memberikan tawaran harga sadis yang memanfaatkan daya tawar kita memiliki banyak pilihan sementara mereka hanya terpaksa menjual. Membeli di warung sebelah rumah akan memberikan lebih banyak  kebahagiaan dan senyum kepada orang-orang di sekitar kita daripada membeli ke jaringan swalayan modern.Â
Membeli mebel buatan pengusaha kecil akan memberikan lebih banyak rejeki kepada para pekerja tidak tetapnya. Membeli pakaian dan aksesoris dari produsen UMK akan membantu banyak ekonomi desa dan masyarakat berpendapatan kecil lebih bersemangat. Namun yang utama adalah berbelanja dari UMK kita membantu 98,68% usaha non pertanian yang ada di Indonesia untuk tetap hidup. UMK yang mengusung hajat hidup dari 59 juta orang atau 75,33% dari tenaga kerja selain pekerja pertanian.
Sebagai manusia bukankah lebih menjadi bagian dari masyarakat sosial yang berusaha memberikan kebahagiaan pada banyak orang daripada menjadi manusia yang berusaha mencari kebahagiaan individual atas status sosial dan kenyamanan sendiri? Apakah kita bukan bangsa dari timur yang lebih mengutamakan hubungan sosial daripada memisahkan urusan bisnis dengan urusan pribadi seperti kredo mereka para orang liberal dari barat? Mari kita bantu para pejuang tangguh dan keluarga tangguh yang merupakan tulang punggung perekonomian negara kita. UMK lebih sering diabaikan dan mari bersama lebih  memperhatikannya, karena sebagian besar dari kita memang bagian dari mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H