Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketangguhan Masyarakat Marginal yang Dipanggil UMK

18 Desember 2020   11:09 Diperbarui: 18 Desember 2020   11:21 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Apakah kita tahu apakah makhluk yang bernama Usaha Mikro kecil (UMK)? Seorang hakim pengadilan federal di Amerika Serikat pernah bilang bahwa saya tidak tahu apakah usaha kecil tapi saya tahu ketika melihatnya. Seperti itulah keadaan UMK di mata semua orang. Tidak terlalu peduli apakah itu dan hanya perlu tahu ketika melihatnya. 

Bidang UMK sangat lama diabaikan dan tidak didukung. UMK secara alami lebih sering di anak-tirikan oleh seluruh stakeholder baik dari sisi konsumen, pemerintah, lembaga keuangan, dan juga para ahli ekonomi. Saatnya untuk lebih menaruh perhatian pada UMK, karena mereka adalah bagian terbesar dari kita bangsa Indonesia.

Ini adalah waktu paling sibuk tahun ini biasanya, ketika banyak dari kita bersiap untuk mencari kegembiraan dari akhir tahun. Waktu panen bagi banyak tempat wisata dan tentu saja tempat berbelanja. Saat ini ada saat berpesta bagi bisnis besar normalnya di dunia. Banyak merek terkenal akan memberikan diskon besar-besaran  di waktu yang disebut boxing day. Kita sangat senang ketika ada diskon besar-besaran dari merek terkenal.

Pada banyak hal, ketika berbelanja yang kita pikirkan sebagai konsumen mengutamakan merek besar dari perusahaan besar. Merek besar yang kita asosiasikan dengan kualitas baik dan jaminan kepausan karena mereka besar. Merek besar juga memberikan kepuasan status sosial seperti yang diberikan oleh LV, Dior atau Supreme.

Bahkan kadang banyak yang merasa kesal karena diceramahi oleh orang-orang yang dianggap gila yang tentang di mana dan bagaimana membelanjakan uang mereka. Tuntutan biasa: beli lokal, atau beli dari UMK. Bagi banyak orang ini adalah murni omong kosong, dan merasa bebas untuk mengabaikannya.

Satu pandangan yang bisa di bilang adalah normal di hati banyak konsumen adalah bahwa perusahaan kecil tidak memiliki reputasi dan jaminan dari ketersediaannya belum tentu bisa berkepanjangan; mereka bisa hilang kapan saja. Tentu saja ada lagi untuk makanan maka higienisnya tidak terjamin.

Pandangan ini bukan di negeri kita saja, tetapi terutama di Barat, di mana perusahaan manufaktur besar bahkan perusahaan raksasa mendominasi ekonomi Barat. Di negara demi negara, kebijakan resmi dari negara lebih mengutamakan adanya unit produksi dan perusahaan besar. 

Di Indonesia bahkan didirikan adanya monopoli dari suatu perusahaan pada jaman orde baru demi mengejar besarnya perusahaan tersebut dan harapan bisa menghadirkan produk berkualitas dengan harga yang murah. Daya tawar politik mereka juga rendah sehingga pemerintah agak mengabaikan mereka. Tujuan untuk memberikan yang besar menjadi berkuasa adalah sesuai dengan doktrin dari pasar bebas dan menjadi tujuan utama perencanaan ekonomi baik di negara maju ataupun negara berkembang karena pengaruh kuat model ekonomi neoliberal dari Amerika Serikat.

UMK juga sangat jarang mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari perusahaan besar dan lembaga keuangan. Sebagai distributor maka alokasi keuntungan mereka akan lebih kecil dibandingkan distributor besar. Sebagai pemasok ke perusahaan besar maka UMK juga memiliki keuntungan lebih kecil daripada pemasok berupa perusahaan besar. Serta seperti disebutkan di atas bantuan serta bunga modal yang dibebankan kepada UMK juga besar. Sebab utama daya tawar mereka lemah.

Seperti ditunjukkan oleh para ekonom bahwa perusahaan besar memang lebih unggul daripada perusahaan kecil di hampir setiap aspek kinerja ekonomi-produktivitas, kemajuan teknologi, keamanan kerja, dan kompensasi. Semua hal yang perusahaan besar dapatkan dengan modal besar dan fondasi kuat karena telah berdiri lama.

UMK memiliki karakteristik khusus yang sangat relevan untuk tidak disukai oleh para ekonomis liberal. Setiap bidang ekonomis yang berhubungan dengan teori ekonomi neoliberal melihat bahwa karakteristik UMK cenderung buruk berdasarkan disiplin ilmunya. Para ekonomis dengan fokus keuangan tahu bahwa model pasar keuangan tidak efisien bersumber dari perusahaan kecil. Perusahaan kecil memiliki risiko yang besar untuk bangkrut karenanya bunga modal yang diberikan kepada mereka harus besar. Bunga modal besar yang tidak kondusif bagi penciptaan pasar keuangan yang efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun