Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gamification Flipped Learning, Sebuah Saran bagi Peningkatan Efektivitas PJJ

7 Desember 2020   08:49 Diperbarui: 8 Desember 2020   14:33 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Flipped learning (kadang-kadang disebut sebagai flipped classroom) adalah pendekatan pedagogis yang membalikkan metode tradisional di mana guru memimpin pembelajaran menjadi menyerahkan tanggung jawab kepada siswa. 

Ini adalah pendekatan yang disebut student-centered di mana siswa yang aktif, dan bertanggung jawab atas perkembangan pelajaran mereka. 

Dalam skenario flipped learning, siswa diberi materi dalam bentuk pengajaran pendek secara online dan tugas sebelum pelajaran dan diinstruksikan untuk mengerjakannya secara mandiri.

Teknik ini mengusulkan untuk menyelesaikan apa yang umumnya dianggap pengajaran materi dan praktek teori di kelas secara tradisional menjadi pekerjaan rumah bagi siswa. Sementara PR yang berbentuk soal akan dikerjakan bersama guru. 

Cara ini lebih sangat berguna bagi guru mengoptimalkan waktu pertemuan online tatap muka dengan murid. Dengan teknik ini juga maka guru bisa memastikan bahwa siswa mereka lebih tertarik dari sebelumnya untuk memahami dan berpartisipasi serta aktif di kelas online.

Terdapat lima langkah yang bisa guru lakukan untuk membuat flipped learning pada pengajaran di kelas mereka.

Berikut beberapa strategi untuk membuat guru melakukan flipped learning dengan suskses di kelas. 

Bentuk Grup

Pada tahap pertama bentuklah grup murid. Grup murid ini berfungsi sebagai grup bagi siswa untuk saling membantu satu sama lain dalam memahami materi pelajaran dan contoh soal yang akan mereka saat belajar dari rumah. 

Gabungkan murid berdasarkan peringkat tertinggi dengan peringkat terendah. Misalnya jika ada 30 siswa dalam satu kelas maka guru bisa membentuk 5 grup. 

Grup pertama adalah murid dengan rangking 1,6,11,20,25,30;grup kedua 2 murid rangking 2,7,12,19,21,29 dan seterusnya. Dengan pemasangan murid seperti ini maka bisa di usahakan sebaik mungkin ada keadilan dalam kemampuan rata-rata murid di dalam satu grup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun