Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Alasan Mengapa Pendidikan Indonesia Tidak Akan Bisa Meniru Finlandia

4 Januari 2018   07:55 Diperbarui: 6 Januari 2018   00:41 15791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasan keempat adalah Finlandia merupakan negara dengan tingkat korupsi yang rendah. Indonesia bisa memaksakan untuk menerapkan sistem pendanaan atas pelayanan dengan basis sosialisme seperti sekolah gratis dan lainnya. Namun, ketika pendapatan dari negara masih ditunjang oleh sistem pajak berbasis kapitalisme yang difungsikan untuk membiayai negara dengan campur tangan rendah maka sistem pendidikan akan kekurangan dana.

Walau, dana dan gaji yang tinggi bagi guru tidak menjamin kualitas yang baik, namun dana yang tidak mencukupi pasti akan mempengaruhi kinerja. Penurunan peringkat Finlandia dari yang terbaik di 2012 menjadi peringkat 5 dunia di 2015 pada beberapa pengamat diperkirakan karena ketidak mampuan untuk mencukupi dana pendidikan; Nokia yang merupakan penyumbang pajak terbesar baik dari sisi Perusahaan dan pajak pribadi para pekerjanya menurun sejalan dengan menurunnya penguasaan Nokia atas pasar telepon genggam sehingga memecat banyak pekerjanya. Dana bukan faktor utama tetapi bisa dikatakan memiliki peran yang cukup signifikan.

Di sisi lain, seseorang guru yang memiliki passion tinggi juga tidak akan bisa memberikan kinerja maksimal jika dia tidak yakin dirinya dan keluarganya bisa terjamin baik kelayakan hidup dan masa depannya. Jika pemerintah memaksakan maka yang terjadi untuk mencukupi dana baik bagi kebutuhan pengajaran atau kebutuhan hidup para pengajar maka otomatis muncul pembayaran informal. 

Pembayaran informal yang bisa dijadikan sumber pemerasan oleh para para pengawas sampai tingkat walikota dan bupati bahkan pusat untuk menjadikan pendidikan sebagai sapi perahan untuk mempertahankan kekuasaannya. Dan ketika korupsi telah mengakar maka akan sulit untuk memberantasnya.

Para aktor penguasa dan penikmat hasil dari institusi benalu akan selalu mampu menyesuaikan dan mencari cara untuk mempertahankan hegemoni mereka. Bahkan tambahan dana atau tunjangan tambahan buat guru bisa digunakan bukan untuk kepentingan pendidikan tetapi lebih mempertahankan hegemoni. Korupsi di bidang pendidikan akan sangat sulit diberantas dari luar jika benalunya telah terbentuk dan kokoh. Hanya disrupsi berupa ancaman keberlangsungan institusi pendidikan formal yang bisa memaksa para aktor itu untuk melepaskan hegemoninya.

Salam dan Selamat tahun baru 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun