Mohon tunggu...
Siti Hajar
Siti Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Novelis

Write for education and self healing

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Smart Menghadapi Problematika Lungkungan Kerja yang Toksik

12 Januari 2025   19:18 Diperbarui: 12 Januari 2025   19:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lingkungan Kerja yang Toksik. Ilustrasi dibuat Menggunakan AI Image Creator

Keempat: Kurangnya Pengakuan dan Apresiasi
Ketika usaha dan kontribusi karyawan tidak dihargai, mereka cenderung merasa tidak dihormati dan kehilangan motivasi. Tidak hanya TK dan Sekolah Dasar yang membutuhkan apresiasi, penghargaan terhadap usaha dan rasa lelah serta capeknya untuk mewujudkan tujuan lembaga atau perusahaan juga penting. Reward yang dapat diberikan oleh lembaga atau perusahaan dapat berupa bonus bulanan, kenaikan pangkat, mutasi, dan pemberian cuti tahunan yang panjang. Namun, ucapan terima kasih secara langsung dan tulus dari pimpinan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.

Kelima: Lingkungan Toksik Terbentuk Karena Adanya Individu yang Toksik
Seseorang yang senang menyebarkan energi negatif, merendahkan orang lain, atau memicu konflik dapat menjadi sumber utama lingkungan kerja yang tidak sehat. Sedihnya, keadaan ini menular. Ketika orang merasa senasib, terabaikan, tidak pernah diapresiasi, dan tidak mendapatkan kesempatan pengembangan karir, akhirnya orang tersebut akan membuat komunitas bawah tanah dan terus menyebarkan toksik kepada karyawan yang lain. Pimpinan harus jeli melihat hal ini. Beri teguran. Jika ini tidak berefek, surat peringatan atau pemecatan dapat dilakukan.

Dampak lingkungan kerja toksik ternyata mampu menurunkan kesehatan mental dan fisik, serta menyebabkan burnout atau kelelahan kerja yang parah. Ini adalah efek yang lebih parah, yang menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja pegawai.

Cara Cerdas Menghadapi Orang atau Lingkungan Kerja yang Toksik

Memang tidak mudah menghadapi lingkungan yang toksik. Namun, ada beberapa trik yang bisa kamu lakukan untuk membuatmu kuat menghadapi itu.

Kenali Sumber Masalah
Identifikasi penyebab utama dari situasi toksik. Apakah masalahnya berasal dari individu tertentu, budaya perusahaan, atau kombinasi keduanya? Jika kamu tahu sumbernya, kamu bisa mengendalikannya dengan menjaga emosi. Jangan terpancing dengan keadaan. Di sini perlu menerapkan bicara seperlunya. Karena akan menjadi kebiasaan bila ngobrol terlalu banyak, saat kehabisan bahan, topik akan beralih ke menggunjing teman yang lain.

Batasi Interaksi dengan Orang Toksik
Jika memungkinkan, minimalkan kontak dengan individu yang bersikap toksik. Tetap profesional, tetapi hindari keterlibatan dalam percakapan atau konflik yang tidak perlu.

Bangun Dukungan Positif
Di sini, kamu juga bisa membantu orang lain atau temanmu yang kadang menghadapi hal serupa. Temukan rekan kerja atau mentor yang mendukungmu. Lingkungan kerja yang sehat dimulai dari hubungan yang positif dan saling mendukung.

Tingkatkan Kemampuan Diri
Fokuslah pada pengembangan diri, baik secara profesional maupun emosional. Dengan meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri, kamu akan lebih mudah mengatasi tantangan di lingkungan kerja.

Pertimbangkan untuk Resign atau Berwirausaha
Jika memang lingkungan kerja tidak sehat dan kamu sudah melakukan segala upaya untuk mengatasinya, keluar dari tempatmu bekerja mungkin menjadi pilihan. Pertimbangkan untuk mencari perusahaan baru yang mungkin membutuhkan skill yang kamu miliki, atau bahkan membangun UMKM.

Satu hal yang harus kamu sadari adalah bahwa lingkungan kerja toksik adalah tantangan yang mungkin dihadapi oleh siapa saja. Namun, kita memiliki kendali atas cara kita meresponsnya. Jangan biarkan energi negatif merusak fokus dan kebahagiaanmu. Dalam hidup, tidak perlu repot memikirkan perkataan buruk orang lain. Fokuslah pada apa yang dapat kamu kontrol, bangun batasan sehat, dan teruslah berkembang. Kamu sungguh berarti, hidup hanya sekali---jangan disia-siakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun