Â
Aku takan pernah bisa berpikir jernih
Karena otakku telah terkontaminasi dendam
Kenapa harus ini yang ku rasakan
Jika masih banyak senyuman yang akan datang menyapaku.
Aku tertunduk dalam kehampaan,
terpojok dalam suatu sudut ruangan yang menyakitkan
Haruskah ku buang semua lembar keindahan,
dan ku ganti dengan sebuah tangisan.
Keegoisan itu menghancurkan singgasana
dalam keharmonisan keluarga.
Kita di bawah atap hanya merasakan kehancuran,
tanpa pernah bisa beranjak
Semua rasa ini mulai membuatku,
Lemah hingga ku rasa lelah tuk berdiri tegak.
Dalam renungan pun hanya terbayang,
Sebuah kehampaan yang menyiksa
Selalu terbersit rasa iri yang mulai merasuki jiwaku
Ketika ku lihat ke indahan di kehidupan kalian
Tapi ini yang harus ku terima di dalam hidupku
Dan harus terus ku jalani dengan lapang dada
Mungkin semua tawa telah memudar
Mungkin semua canda mulai sirna
Tapi hidup ini masih berjalan
Di saat napas masih menghela
Aku kan berusaha merubah caraku berpijak,
Berusaha melukis keindahan dengan caraku
Walau kenyataan pahit yang harus ku temui
Kini nikmatilah hidup kalian
Sebut namaku jika rindu menyeru kalian
Aku akan hadir di hati kalian
Aku akan hadir di hadapan kalian
Dengan hati yang kuat dan sosok yang bahagia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H