Agar visi dapat terwujud dan terjadi proses perubahan, perlu ada upaya nyata. Managemen yang bisa dipakai adalah dengan paradigma Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). IA adalah salah satu cara untuk mewujudkan VISI secara kolaboratif. Konsep IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016). Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (positif). Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. IA dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik.
Manajemen perubahan yang bisa diterapkan adalah inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA. Tahapan BAGJA terdiri dari:
1. Buat Pertanyaan
2. Ambil pelajaran
3. Gali mimpi
4. Jabarkan rencana
5. Atur Eksekusi
Kekuatan BAGJA terdapat proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA, dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid, kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan yang muncul dari keresahan. Setelah itu disusunlah pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan yang perlu-dilakukan, kemudian merealisasikan hingga mendapatkan suatu temuan (data, cerita, fakta). Temuan itulah yang menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat.
Sebagai Contoh:
- Visi Saya
"Terwujudnya Murid Yang Religius, Berakhlaqul Karimah, Dan Berdaya Saing"
- Prakarsa Perubahan
"Mengembangkan Kemampuan Problem Solving Pada Murid Agar Mampu Berdaya Saing"
- Tahapan BAGJA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H