Mohon tunggu...
Kaseri
Kaseri Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Jombang

Saya adalah seorang yang ingin selalu berubah dan berkembang lebih baik. Di setiap kesempatan, saya selalu berupaya mengambil peran maksimal. Pengalaman Terindah, saat terpilih dan menjadi duta di ajang "Indonesian Youth Leadership Programme" di Washingthon DC, United State of America (USA)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar Materi Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

21 November 2022   18:30 Diperbarui: 21 November 2022   19:27 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya Kaseri, S.Pd., M.M. adalah calon guru penggerak angkatan 7 dari SMAN 1 Jombang Jawa Timur. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan kesimpulan dan refleksi Nilai dan Peran Guru Penggerak sekaligus sebagai koneksi antar materi modul 1.2.

Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P)

1.     Fact/Peristiwa

Pada modul 1.1 saya telah banyak mempelajari Filosofi Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Saya merasa banyak hal yang sudah saya pelajari tentang konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Konsep-konsep pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap pola pemikiran dan wawasan saya tentang pendidikan. Pemikiran-pemikiran KHD tentang pendidikan, dengan trilogi filosofi yang termasyhur "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" sangat banyak mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia dari dulu hingga sekarang. Bahkan kini menjadi dasar pelaksanaan Kurikulum Merdeka.

Saya tertarik dengan definisi Pendidikan dan Pengajaran yang ternyata dua hal sangat berbeda. Pengajaran (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu yang berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan di modul 1.2 saya banyak belajar tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak. Guru adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Sehingga, guru harus tergerak, kemudian bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.

  • Manusia tergerak, materi yang dibahas antara lain: Kinerja otak (triune brain, berpikir cepat-lambat), Kebutuhan genetis (5 kebutuhan dasar manusia), serta tahap-tahap tumbuh kembang anak.
  • Manusia merdeka bergerak, dengan materi: memahami teori pilihan, motivasi intrinsik, profil pelajar pancasila, dan nilai-nilai guru penggerak.
  • Menuntun kekuatan kodrat manusia menggerakkan, materi yang dibahas: diagram identitas gunung es, lingkaran pengaruh, dan peran guru penggerak.

Untuk itu Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Kepemimpinan seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu: mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Guru Penggerak juga berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Saya akan menjalankan semua peran Guru Penggerak, dengan berbagai nilai-nilai Guru Penggerak yang saya miliki antara lain berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif.

Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah

  • Sebagai guru penggerak saya harus mampu menggali potensi-potensi murid yang masih terpendam seperti teori gunung es.
  • Dalam bergerak dan menggerakkan saya harus memahami filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, seperti tujuan pendidikan (memerdekakan manusia, menjadikan manusia selamat dan Bahagia), filosofi tri rahayu (Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bongso, Hamemayu Hayuning Bawono), filosofi Trikon (Kontinu, konvergensi, konsentris), filosofi tringe (Ngerti, Ngeroso, Ngelakoni), serta filosofi Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani)
  • Dalam menjalankan semua peran Guru Penggerak, saya akan mengoptimalkan nilai-nilai Guru Penggerak yang saya miliki antara lain berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif.

2.  Filling/Perasaan

Saat mempelajari modul 1.1 dan 1.2 perasaan saya adalah

  • benar-benar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang luar biasa. Selama ini pemahaman saya tentang filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara hanya mengetahui istilah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri handayani hanya sekilas saja. Tetapi setelah mempelajari kedua modul ini, saya mendapatkan pengetahuan yang sangat penting sekali dalam hubungan saya dengan murid.
  • perasaan saya campur aduk, antara perasaan malu dan senang. Malu karena selama ini saya belum maksimal melakukan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dan senangnya, karena saya mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang filosofi dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara serta nilai dan peran guru penggerak, ddan menyadarkan saya untuk segera berubah dan bergerak kea rah lebih baik.
  • Semakin belajar pada program guru penggerak, terasa saya tidak ada apa-apanya. Bahkan saya menemukan jalan baru "terasa tersadarkan" yang bisa saya gunakan untuk pengembangan kompetensi dan mencari ilmu seluas-luasnya. Ternyata setelah mempelajari filosofi Ki Hadjar Dewantara ini, saya sangat perlu belajar lagi agar nantinya mampu menerapkan di lembaga saya dan menggerakkan komunitas di sekitar.
  • Sementara saat saya mempelajari tentang teori otak triune, saya merasa sangat takjub, seperti menemukan sebuah fakta atau kenyataan aneh `bahwa kita juga memiliki otak reptil yang mengelola semua otomatisasi dan reflek di tubuh demi kelangsungan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi yang digunakan otak.

3.     Findings/Pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun